Kediri (ANTARA) - Petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Kediri, Jawa Timur, menemukan hewan kurban cacat yang dijual saat kegiatan inspeksi mendadak di sejumlah tempat penjualan hewan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha 2020.
"Tadi ada cacat bawaan dan ini menurut syariah tidak sah. Kalau penyakit mata tidak ada," kata Kepala Seksi (Kasi) Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat (DKPP) Kota Kediri drh Pujiono di Kediri, Rabu.
Pihaknya sengaja melakukan sidak guna memantau kesehatan hewan kurban. Namun, menjelang Hari Raya Idul Adha 2020, ternyata jumlah pedagang hewan kurban yang berjualan di tepi jalan raya wilayah Kota Kediri tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya.
Sebelumnya, jika sudah memasuki 10 hari menjelang Hari Raya Idul Adha bisa menemukan hingga 16 titik warga berjualan hewan kurban dan saat ini hanya ditemukan dua titik saja. Namun, hewan yang dijual juga tidak banyak.
Pujiono menambahkan dalam sidak tersebut juga tidak menemukan penyakit yang mengganggu kesehatan hewan kurban. Namun, ia tetap memberikan edukasi kepada penjual, agar menjual ternak sesuai dengan ketentuan yang berlaku seperti sudah poel, sehat dan syarat-syarat lainnya.
Ia juga mengatakan menjelang Hari Raya Idul Adha 2020 yang juga masih di situasi pandemi COVID-19, terdapat pengurus masjid di Kota Kediri yang telah komunikasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri. Panitia tidak berani melaksanakan pemotongan hewan kurban.
"Sudah ingin kurban, ada uangnya tapi panitia kurban tidak berani melaksanakan kurban. Ada fenomena, terutama ibu-ibu (takut berkerumun di masa pandemi COVID-19). Jadi, itu perlu antisipasi dan tetap kurban tapi tahun depan," kata dia.
Ia menambahkan warga sebenarnya bisa melakukan pemotongan hewan kurban di rumah potong hewan (RPH). Fasilitas di RPH lengkap, tempatnya nyaman, asri, dan bersih.
"Kalau satu ekor sapi itu hanya butuh tiga orang, tidak perlu banyak orang, tidak bergerombol. Cuma, kita orang Indonesia semakin gotong royong semakin bagus. Padahal standar COVID-19 harus dilaksanakan," kata dia.
Pihaknya juga akan tetap melakukan pemantauan serta pemberian disinfektan di pasar hewan. Hal itu dilakukan guna mengantisipasi penyebaran penyakit.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar sebelumnya juga telah menganjurkan agar warga melakukan Shalat Idul Adha di rumah mengikuti protokol kesehatan sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19.
Selain menganjurkan agar umat Muslim Shalat Idul Adha di rumah, Wali Kota juga tetap meminta kegiatan penyembelihan hewan kurban dilakukan dengan protokol kesehatan. Dianjurkan agar hewan kurban tidak langsung disembelih semua setelah shalat Idul Adha, tetapi bisa dilakukan sampai Hari Tasyrik berakhir.
"Ini semua agar tidak berjubel. Bisa juga dengan menggunakan kupon. Kalau bisa ya diantarkan ke rumah masing-masing," kata Wali Kota Kediri. (*)