Ngawi (ANTARA) - Luas lahan pertanian di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, berkurang hingga ratusan hektare akibat alih fungsi untuk lokasi pembangunan perumahan dan infrastruktur.
"Lahan pertanian di Ngawi mengalami penurunan seiring dengan penambahan permukiman warga dan alih fungsi lahan nonpertanian, seperti pembangunan jalan tol yang melewati Ngawi," ujar Bupati Ngawi Budi Sulisyono saat melakukan panen raya di Desa Kresikan, Kecamatan Geneng, Selasa.
Data Dinas Pertanian Ngawi mencatat luas lahan produktif di wilayah setempat sebelumnya mencapai 50.550 hektare, saat ini telah berkurang menjadi 50.197 hektare.
Bupati mengakui dampak pengurangan lahan pertanian tersebut membuat hasil produksi padi di wilayah Ngawi juga ikut berkurang.
Sesuai data, produksi padi di Kabupaten Ngawi rata-rata mencapai 770.000 ton gabah kering giling setiap tahunnya. Jumlah produksi tersebut menempatkan Ngawi sebagai daerah penyangga produsen beras nomor dua di Jawa Timur.
Untuk mengatasi turunnya produksi padi akibat berkurangnya lahan pertanian, Bupati Ngawi meminta petani mengoptimalkan masa tanamnya. Petani juga diharapkan terus membuat terobosan sehingga mampu meningkatkan jumlah produksinya, meski luas lahan pertanian berkurang.
Bupati Kanang, sapaan akrab Budi Sulistyono, menambahkan terobosan peningkatan produksi bisa ditempuh dengan penggunaan benih unggul, sistem tanam yang modern, hingga pemakaian pupuk dan pestisida yang proporsional.
"Petani juga harus jeli dalam penanganan hama, terlebih hama tikus yang kerap menjadi musuh para petani," katanya.
Untuk pembasmian hama, petani juga diminta melakukan dengan cara alami. Untuk itu, pembasmian seperti pemakaian burung hantu jenis tyto alba ataupun penanaman tanaman "marigold" sangat direkomendasikan.