Ngawi, Jatim (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi, Jawa Timur, memperluas lahan pertanian ramah lingkungan berkelanjutan (PRLB) di wilayahnya sebagai upaya mendukung ketahanan pangan nasional.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Ngawi, Supardi mengatakan pertanian ramah lingkungan berkelanjutan merupakan sistem pertanian yang mengelola seluruh sumber daya pertanian dan input usaha tani secara bijak, berbasis inovasi teknologi untuk mencapai peningkatan produktivitas berkelanjutan, menguntungkan secara ekonomi dan berisiko rendah atau tidak merusak fungsi lingkungan.
"Untuk progres program pertanian ramah lingkungan berkelanjutan di Kabupaten Ngawi pada tahun 2023 telah mencapai seluas 8.941 hektare," ujar Supardi di Ngawi, Kamis.
Kemudian, pada Mei tahun 2024 ada penambahan lahan seluas 3.892 hektare, dan total luas lahan PRLB di Ngawi saat ini mencapai 12.833 hektare atau 25,11 persen dari total luas baku sawah di Kabupaten Ngawi.
"Luasan tersebut akan terus bertambah seiring dengan pengembangan inovasi program pertanian ramah lingkungan berkelanjutan yang dilakukan," katanya.
Baca juga: Pemkab Ngawi perketat pengawasan kesehatan hewan kurban
Supardi menambahkan sejumlah langkah dan inovasi terus dilakukan untuk mendorong dan memperluas pertanian ramah lingkungan berkelanjutan di Ngawi.
Di antaranya "Electricity for Farming" yang bekerja sama dengan PLN, mandiri benih In-situ di Ngawi agar benih mudah didapat, serta hilirisasi pertanian bekerja sama dengan "offtaker" yang menampung hasil panen padi Kabupaten Ngawi.
Selain itu, pihaknya juga melakukan mitigasi terhadap dampak kemarau, di antaranya melalui perbaikan irigasi tersier, perpompaan, sumur "submersibble", penyediaan varietas toleran kering, serta bantuan benih.
Dengan upaya-upaya tersebut, diharapkan lahan pertanian ramah lingkungan berkelanjutan di Ngawi terus bertambah sehingga mampu menghasilkan mutu produksi padi yang lebih baik untuk mendukung ketahanan pangan nasional.