Ngawi, Jatim (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mencatat sejumlah petani di wilayahnya memanfaatkan lahan waduk, yang mengering pada musim kemarau untuk bercocok tanam sejumlah varietas tanaman.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan DKPP Kabupaten Ngawi Hasan Zunairi di Ngawi, Jatim, Senin, mengatakan upaya pemanfaatan lahan kering waduk untuk bercocok tanam tersebut dapat menambah luas tanam pada musim kemarau setiap tahunnya.
"Pertambahan pertanaman di lahan waduk yang kering pada musim kemarau tahun 2024 ini tercatat sekitar 700 hektare," ujarnya.
Adapun sejumlah lahan waduk mengering yang digunakan bercocok tanam oleh petani tersebut di antaranya di Waduk Pondok, Waduk Bendo, dan Waduk Sangiran.
"Jenis tanaman yang ditanam juga bervariasi, ada yang tanaman padi, hortikultura, palawija, maupun tembakau," katanya.
Ia menjelaskan pada musim tanam kemarau tahun ini, Pemkab Ngawi menargetkan luas lahan yang ditanami mencapai sekitar 39.000 hektare dengan komoditas utama tanaman padi.
Dari target tersebut, sejauh ini telah terealisasi penanaman di lahan seluas 36.000 hektare, termasuk juga dengan lahan kering di waduk.
Pihaknya mengakui pertambahan pertanaman di lahan kering waduk tersebut turut menambah produksi pertanian di Kabupaten Ngawi, utamanya saat menghadapi dampak El Nino.
Sesuai data, rata-rata Kabupaten Ngawi menghasilkan produksi padi lebih dari 800.000 ton gabah kering panen setiap tahun dan menjadikan daerah setempat sebagai salah satu wilayah lumbung padi di Jawa Timur.
Meski demikian, Dinas Pertanian setempat mengimbau petani menanam palawija pada musim kemarau karena kebutuhan airnya lebih sedikit dibandingkan padi dan juga untuk menghindari gagal panen.