Banyuwangi (ANTARA) - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memaparkan konsep era adaptasi kebiasaan baru (normal baru) pariwisata yang dilakukan dengan cara memadukan teknologi dan kesehatan.
Basis utama pariwisata Banyuwangi di masa pandemi COVID-19 dengan protokol kesehatan ketat di berbagai lini pariwisata ini disampaikan dalam seminar daring (webinar) yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur, Rabu.
"Kepada para pengelola pariwisata, kami tekankan bahwa jualan kita tak lagi sekadar harga murah dan suguhan wisata yang indah. Namun, juga harus memenuhi protokol kesehatan dan keamanan," kata Azwar Anas dalam seminar daring yang diikuti sekitar 300 pelaku wisata se-Jawa Timur.
Menurut Anas, pihaknya juga melakukan konsolidasi dengan tokoh masyarakat, tokoh agama untuk untuk penerapan adaptasi kebiasaan baru dalam masyarakat.
Pemkab Banyuwangi, lanjut dia, juga menggelar musyawarah secara daring dengan ratusan pelaku wisata se-Banyuwangi.
"Saat itu, kami mengajukan konsep wisata yang harus dipenuhi seluruh pelaku usaha pariwisata sebelum kran pariwisata dibuka. Bahwa pariwisata ke depan, tidak lagi sekadar menyajikan leisure, namun ke depan itu konsep wisatanya aman, bersih dan sehat seperti yang dipandukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Harapannya agar siapapun yang berwisata ke Banyuwangi bisa merasa aman dan nyaman," ujarnya.
Konsolidasi dengan banyak pihak ini, kata Bupati Anas, mendapat apresiasi dari Presiden Joko Widodo saat kunjungan kerja ke kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.
"Saat kunjungan kerja ke Banyuwangi akhir Juni lalu, Presiden menilai Banyuwangi telah menyiapkan daerahnya menuju prakondisi normal baru berkat kolaborasi peran pemerintah daerah dan masyarakatnya. Tentunya, ini juga tak lepas dari arahan Ibu Gubernur agar penanganan COVID-19 menyinergikan seluruh elemen masyarakat," katanya.
Anas mengemukakan sejumlah inovasi juga telah disiapkan oleh Banyuwangi, seperti melakukan fasilitasi teknologi di sejumlah tempat wisata dan sarana pendukungnya.
"Untuk masuk destinasi apapun harus disiapkan secara daring. Juga untuk mengatur kapasitas pengunjung," tuturnya.
Pemkab Banyuwangi, lanjut Anas, juga melakukan sertifikasi protokol kesehatan COVID-19 untuk seluruh destinasi wisata, hotel, homestay, dan kafe serta restoran hingga warung-warung rakyat.
Semua yang telah lulus uji protokol ketat yang dijalankan dan disupervisi para ahli Dinas Kesehatan diberi sertifikat dan disajikan di aplikasi Banyuwangi Tourism.
"Ini memudahkan wisatawan, cari destinasi yang sehat, cari warung rakyat dengan protokol COVID-19 di mana, homestay mana yang seluruh prosesnya sudah memenuhi standar kesehatan, semua tersaji di aplikasi," paparnya.
Bupati Anas menjelaskan bahwa meski sudah mendapatkan stiker tanda sertifikasi, bukan berarti pelaku usaha tidak dievaluasi, namun gugus tugas juga melakukan evaluasi dan memberi sanksi apabila dilanggar.
"Kami awali dengan sosialisasi sejak Juni lalu, yang diikuti dengan simulasi. Ternyata, dalam prakteknya ada yang tetap membandel. Seperti tidak ada pengaturan saat melayani, tidak menggunakan masker. Mereka kami evaluasi, pemiliknya kami ikutkan kelas pembinaan, dan setelah paham mereka baru kami izinkan kembali melayani pembeli," katanya.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jatim Difi Ahmad Johansyah mengapresiasi langkah yang dilakukan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Difi Ahmad menilai langkah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi merupakan angin segar untuk menggerakkan ekonomi daerah.
"Gagasan yang diungkapkan Bupati Anas menyuntikkan energi dan spirit baru bagi kami semua. Inovasi dan ide baru akhirnya kembali menjadi kunci untuk menggerakkan daerah," ujarnya. (*)
Bupati Banyuwangi paparkan konsep era adaptasi kebiasaan baru pariwisata
Rabu, 15 Juli 2020 22:35 WIB