Madiun (ANTARA) - Wali Kota Madiun Maidi menyatakan "Madiun Bus On Tour" atau Mabour yakni bus wisata yang digagas oleh Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur, siap mengantar para pengunjung yang berasal dari Madiun maupun luar kota untuk berwisata mengelilingi Kota Madiun.
"Bus wisata Mabour tidak hanya harus nyaman, tetapi karena sedang pandemi seperti ini juga harus aman," ujar Wali Kota Maidi di sela kegiatan peluncuran Mabour di Balai Kota Madiun, Selasa (14/7/2020).
Pemkot Madiun sengaja menggagas Mabour guna mendukung pembangunan sektor pariwisata yang sedang gencar dikembangkan oleh pemerintah daerah setempat.
Saat ini terdapat tiga armada Mabour, yakni dua armada jenis medium bus dengan jarak tempuh 21 kilometer dan waktu tempuh 90 menit, serta satu armada mikrobus dengan jarak tempuh 18,2 kilometer dan waktu tempuh 80 menit.
Sesuai rencana, medium bus dan mikrobus memiliki rute yang berbeda. Namun, saling berhubungan. Mikrobus mengantar wisatawan ke lokasi yang sulit dilalui medium bus. Contohnya, ke Masjid Kuno Kuncen atau Masjid Kuno Taman.
Sedangkan, medium bus mengantar wisatawan ke sejumlah titik destinasi, di antaranya Tugu Pendekar Proliman, Busbow, Dumilah Park, hingga kawasan destinasi di "Pahlawan Street Center.
Sesuai rencana, bus tersebut nantinya dioperasikan pada Sabtu dan Minggu, mulai pukul 09.00 hingga 16.00 WIB dengan titik awal di Jalan Pahlawan depan Balai Kota. Selain itu, selama pandemi COVID-19, kapasitas bus akan dibatasi.
Medium bus yang bisa menampung 31 orang akan diisi maksimal 15 orang saja. Sedangkan, mikrobus berkapasitas 18 orang hanya bisa diisi 8-9 orang saja. Penerapan protokol kesehatan tersebut untuk keselamatan penumpang selama masa pandemi.
Namun, meski telah resmi diluncurkan, Wali Kota Maidi belum berencana membuka layanan bus wisata tersebut. Peluncuran baru sebatas pengenalan kepada masyarakat.
Ia menjelaskan, peluncuran tetap dilakukan karena sudah terjadwal dalam kalender agenda pembangunan Kota Madiun 2020. Pelayanan bus wisata itu masih melihat perkembangan situasi di Kota Madiun terkait pandemi COVID-19.
Walaupun belum dioperasikan, pola protokol kesehatan tetap disiapkan. Mulai pengurangan kapasitas penumpang hingga 50 persen, penyiapan masker, dan cairan pembersih tangan.
Nantinya, petugas juga dibekali dengan protokol kesehatan. Setidaknya terdapat tiga petugas dalam satu bus. Yakni, sopir, pengawas, dan pramugari.
Dalam peluncuran tersebut, Wali Kota Maidi mencobanya secara langsung usai seremonial peresmian. Bukan sebagai penumpang, tetapi sebagai pengemudinya.
Ditemani Ketua Tim Penggerak PKK Kota Madiun, Wali Kota membawa belasan penumpang dalam Mabour itu. Penumpangnya juga bukan sembarangan. Tetapi Wali Wali Kota Inda Raya dan sejumlah pejabat Forpimda Kota Madiun.
Bus yang dikemudikan Wali Kota Maidi tersebut melaju mulus di jalanan Kota Madiun. Begitu juga dengan dua bus wisata lainnya.
"Sejauh ini bus sudah baik, kalau ada kekurangan akan segera kita penuhi sebelum layanannya kita buka," kata mantan Sekda Kota Madiun yang juga memiliki SIM B2 itu.
Maidi ingin, nantinya saat Mabour telah beroperasi, dapat melayani masyarakat dalam menikmati destinasi menarik di Kota Pendekar Madiun.
"Bus ini bisa dinikmati siapapun dan gratis. Harapannya, masyarakat bisa merasakan dan memahami destinasi wisata di Kota Madiun," kata dia.
Terapkan Tilang Elektronik
Selain meresmikan bus wisata Kota Madiun Mabour, Wali Kota Maidi juga meluncurkan penerapan Electronic Traffic Law Enforcement (E-TLE) alias tilang secara elektronik yang rencanakan akan diberlakukan pada Agustus nanti.
"Penerapan tilang elektronik ini masih dalam tahap sosialisasi hingga 21 Agustus mendatang. Sedang, pemberlakuan denda tilangnya akan dimulai 22 Agustus nanti," kata dia.
Maidi menyebut sudah saatnya Kota Madiun menerapkan tilang elektronik, hal itu karena jumlah kendaraan yang melintas di Kota Pendekar mencapai ribuan setiap harinya.
"Kondisi lalu lintas yang sudah padat ini harus disikapi dengan semakin tertibnya berlalu lintas," kata Maidi.
Sesuai data, ada sekitar 20 ribu kendaraan yang masuk ke Kota Madiun saat akhir pekan dengan 1.500 pelanggaran. Terbanyak dari kendaraan roda dua. Banyaknya pelanggaran itu tentu berpotensi terjadinya kecelakaan lalu lintas. Karenanya, masyarakat harus lebih tertib dalam berkendara. Apalagi, pelanggaran jadi salah satu penyebab kecelakaan.
Dengan berbekal kamera pengawas di sejumlah titik yang rawan pelanggaran, sistem E-TLE akan diterapkan. Untuk saat ini, kamera pengintai itu dapat menembus kaca mobil berfilm 60 hingga 80 persen. Adapun anggaran yang digunakan untuk pengadaan ratusan kamera pengintai tersebut besarnya sekitar Rp2 miliar.
"Jadi yang tidak pakai sabuk keamanan bisa terdeteksi. Ke depan, nanti akan kita buat lebih canggih lagi dengan bisa memindai mata," kata dia.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Madiun Ansar Rosidi menambahkan program E-TLE Kota Madiun sudah terkoneksi dengan Polda Jatim serta kantor Samsat. Artinya, semua yang masuk Kota Madiun dan melakukan pelanggaran bisa dilakukan penindakan pada akhirnya.
Program tersebut masih dalam tahap sosialisasi hingga 21 Agustus ke depan. Setelahnya, pemberlakukan denda bagi pelanggar akan diterapkan.
Sosialisasi, dilakukan dengan beragam cara. Mulai surat edaran hingga tingkat RT, melalui media massa, hingga sosialisasi langsung. Tak hanya pihaknya, sosialisasi juga akan dilakukan Polres Madiun Kota. Pihaknya berharap penerapan E-TLE mewujudkan budaya tertib lalu lintas di masyarakat.
"Harapannya, E-TLE ini mewujudkan budaya tertib berlalu lintas di masyarakat secara signifikan. Dengan tertib berlalu lintas, secara otomatis angka kecelakaan bisa semakin ditekan," kata Ansar. (*)
Advertorial
Bus Mabour siap antarkan berwisata keliling Kota Madiun
Selasa, 14 Juli 2020 22:11 WIB