Surabaya (ANTARA) - Rektor Universitas Airlangga Surabaya Prof Mohammad Nasih mengatakan pihaknya akan segera melakukan evaluasi terhadap hasil uji klinis lima kombinasi obat penawar COVID-19 yang ditemukan peneliti Unair.
"Saat ini sedang diuji di sejumlah rumah sakit di Lamongan, Kediri dan RS Unair (RSUA) serta RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto) Jakarta. Hasil uji klinisnya akan kami evaluasi dalam seminggu hingga dua minggu ke depan," ujar Prof Nasih di Surabaya, Selasa.
Uji klinis lima kombinasi obat penawar COVID-19 ini, kata Prof Nasih, membutuhkan waktu yang panjang. Namun, dengan situasi pandemi, diharapkan jika obat sudah tebukti dari sejumlah pengujian, maka bisa segera diadaptasikan secara massal.
Tak hanya obat penawar COVID-19, Unair juga menyiapkan uji klinis vaksin untuk COVID-19.
"Tim peneliti Unair juga mengembangkan vaksin pendekatan oral atau tetes. Saat ini vaksin COVID-19 ini masih dalam tahap klinik ethical clearens atau menunggu proses uji klinik," ujarnya.
Sebelumnya, pada Bulan Juni 2020 tim peneliti Universitas Airlangga Surabaya menemukan lima kombinasi obat penawar COVID-19 yang bisa langsung digunakan karena telah ada di pasaran.
Kelima kombinasi obat tersebut adalah loprinavir-ritonavir-azitromisin, loprinavir-ritonavir-doxixiclin, loprinavir-ritonavir-klaritomisin, hidroksiklorokuin-azitromisin dan hidroksiklorokuin-doksisiklin.
"Kombinasi obat ini telah dinyatakan memiliki efektifitas untuk mencegah masuknya virus, menghambat replikasi, dan mencegah perkembangbiakan virus," ujar Prof Nasih.
Nasih memaparkan pihaknya telah melakukan proses uji toksisitas dan pengujian kombinasi efektivitas pada kelima regimen kombinasi obat, yakni dengan menumbuhkan berbagai jenis sel yang menjadi sel target jenis virus seperti sel paru, sel ginjal, sel trakea, sel liver sebagai tempat untuk menumbuhkan sel virus SARS-CoV-2 yang merupakan sel COVID-19 asli Indonesia. (*)
Hasil uji klinis lima kombinasi obat penawar COVID-19 segera dievaluasi
Selasa, 14 Juli 2020 18:13 WIB
Hasil uji klinisnya akan kami evaluasi dalam seminggu hingga dua minggu ke depan