Surabaya (ANTARA) - Ketua Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) Universitas Airlangga Surabaya Achmad Solihin mengatakan peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) yang hasil tes cepatnya reaktif secara otomatis tidak akan bisa mengikuti ujian.
Solihin ditemui di Surabaya, Jumat mengatakan peserta UTBK bisa mengikuti ujian kembali setelah bisa menunjukkan tes cepat dengan hasil non-reaktifnya.
"Kalau di gelombang pertama pada 5 hingga 14 Juli tidak bisa mengikuti, bisa ikut di gelombang kedua pada 20 hingga 29 Juli. Tapi, kalau di dua gelombang itu tetap tidak bisa mengikuti karena masalah itu, panitia memperpanjangnya pada 1 hingga 3 Agustus," ujarnya
Jika hingga perpanjangan ketiga kondisi peserta UTBK masih menunjukkan hasil tes celat reaktif. Maka secara otomatis peserta gagal mengikuti UTBK.
Solihin menyatakan, Unair sebagai pusat UTBK telah berupaya mematuhi protokol kesehatan telah dimaksimalkan di berbagai titik pelaksanaan UTBK.
Dirinya kembali menegaskan, persyaratan yang mewajibkan peserta UTBK menunjukkan tes cepat atau tes usap dengan hasil non-reaktif merupakan kebijakan dari Pemerintah Kota Surabaya.
"Saya tegaskan bukan peraturan yang dibuat oleh Unair, tapi itu peraturan dari Pemkot Surabaya. Tapi kami sebagai penyelenggara memang berkewajiban melapor pada pemerintah kota dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya," ucapnya.
Ia juga mengatakan Unair menyediakan segala sarana prasarana penunjang penegakan protokol pencegahan COVID-19.
"Kami ingin memberikan contoh bawah penegakan protokol kesehatan itu bisa dilakukan, dan dengan pelaksanaan UTBK ini bisa dijadikan contoh bahwa kita bisa kok menertibkan massa, tidak berbondong-bondong dan menerapkan protokol kesehatan dengan tegas," ujarnya. (*)
Peserta UTBK dengan hasil tes cepat reaktif akan dialihkan ke gelombang kedua
Jumat, 3 Juli 2020 16:18 WIB
Kalau di gelombang pertama pada 5 hingga 14 Juli tidak bisa mengikuti, bisa ikut di gelombang kedua pada 20 hingga 29 Juli