Surabaya (ANTARA) - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Jawa Timur telah mendistribusikan bantuan alat kesehatan kepada 168 pondok pesantren untuk mengantisipasi penularan virus corona di lingkungan setempat.
"Bantuan ke pondok pesantren bertahap dan ini menjelang kembalinya para santri untuk kegiatan belajar mengajar di era normal baru," ujar Ketua Gugus Tugas Promotif Preventif Penanganan COVID-19 Jatim Suban Wahyudiono di Surabaya, Minggu malam.
Bantuan yang diserahkan antara lain masker kain, alat penyemprot disinfektan, baju hazmat, alat pengukur suhu badan, cairan pembersih tangan, kaca mata, alat pelindung wajah, tempat cuci tangan, vitamin C, dan paket kebutuhan pokok.
Bantuan tersebut diharapkan membuat pengasuh dan para santri bisa menerapkan pendisiplinan protokol kesehatan sehingga bisa menjadi Pesantren Tangguh.
Suban yang juga Kepala Pelaksana BPBD Jatim itu menyampaikan bahwa khusus terkait protokol kesehatan yang harus diterapkan di lingkungan pondok pesantren, Gubernur Jatim juga telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 188/3344/101.1/2020 tentang Pelaksanaan Kembalinya Santri ke Pondok Pesantren dalam Masa Darurat COVID-19 di Jatim tertanggal 29 Mei 2020.
Dalam surat edaran tersebut ditegaskan proses kembalinya santri ke pondok pesantren harus dilakukan secara hati-hati dengan menjadikan kaidah keselamatan jiwa dan raga (hifdzun nafs) sebagai prinsip utama dalam penerapan protokol kesehatan.
Sementara itu, berdasarkan data sebaran COVID-19 di Jatim per Minggu (21/6) malam, terdapat tambahan 84 kasus baru untuk pasien terkonfirmasi positif sehingga secara keseluruhan mencapai 9.528 orang.
Sedangkan pasien terkonversi negatif atau sembuh bertambah 66 orang sehingga totalnya mencapai 2.855 orang dan kasus meninggal dunia bertambah 13 orang yang secara keseluruhan berjumlah 731 orang.
Khusus pasien sembuh paling banyak adalah Kota Surabaya yang bertambah 36 orang dan secara keseluruhan sebanyak 1.595 orang telah diperkenankan pulang.
Berikutnya, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) di Jatim mencapai 9.250 orang, serta orang dalam pemantauan (ODP) saat ini sebanyak 27.754 orang.