Jakarta (ANTARA) - Badan Anti-Doping Dunia (WADA) menindaklanjuti dugaan doping yang mengakar di sejumlah torehan rekor angkat besi dunia versi Federasi Angkat Besi Internasional (IWF) berdasar temuan penyelidikan yang dipimpin Richard McLaren baru-baru ini.
Awal bulan lalu, McLaren dan timnya mendapati 40 temuan analitik positif yang merugikan di antara rekor-rekor IWF, mengindikasikan federasi itu puluhan tahun dibekap praktik korupsi dan praktik penyelewengan doping.
Temuan itu mencakup sejumlah peraih medali emas dan perak yang sampel tes doping mereka tak ditindaklanjuti.
"WADA terkejut dengan perilaku yang terungkap dari hasil investigasi tim McLaren," kata Presiden WADA Witold Banka dalam pernyataan yang dilansir Reuters, Selasa dini hari WIB.
"WADA mengutuk segala bentuk campur tangan dalam prosedur anti-doping. Pengungkapan ini jelas menjadi tamparan bagi para atlet yang bersih, bagi WADA dan mereka yang mendukung kampanye olahraga bersih," ujarnya menambahkan.
Investigasi McLaren menyatakan bahwa mantan presiden IWF Tamas Ajan menggunakan "tirani uang" untuk menjalankan pengelolaannya dan sumber dana utama itu datang dari denda doping yang masuk ke kantungnya sendiri.
Pria Hongaria berusia 81 tahun itu berkecimpung di IWF sejak pertengahan 1970-an, awalnya menduduki kursi sekretaris jenderal dan mulai menjadi presiden mulai 2000 hingga mundur April lalu.
WADA menyatakan informasi yang mereka terima meliputi data periode 2009-2014 dan bakal menggelar penyelidikan yang diprioritaskan untuk kasus-kasus yang dekat dengan batasan statuta. (*)
WADA tindak lanjuti dugaan doping yang mengakar di angkat besi dunia
Selasa, 16 Juni 2020 5:44 WIB