Sampang (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Rabu meluncurkan "Pesantren Tangguh Semeru COVID-19" di Pondok Pesantren Darul Ulum, Gersempal, Kabupaten Sampang, sebagai persiapan menyambut era normal baru di masa pandemi COVID-19.
"Di masa pandemi yang penularan virusnya sangat cepat dan terjadi lewat droplet atau percikan dan vaksinnya hingga sekarang belum ditemukan, maka pencegahan yang paling efektif adalah kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan. Maka kami terus mendorong pesantren-pesantren di Jatim untuk disiapkan protokol kesehatan yang baik," kata Khofifah.
Dalam rilis yang diterima ANTARA di Sampang, Rabu malam, disebutkan bahwa peluncuran Pondok Pesantren Darul Ulum, Gersempal, Kecamatan Omben, Sampang, Madura, itu merupakan satu dari beberapa pesantren di Jawa Timur yang dipersiapkan sebagai percontohan Pesantren Tangguh COVID-19.
Pesantren lainnya adalah Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Pondok Pesantren Al Falah, Ploso, Kediri, Pondok Pesantren Darussalam Gontor, Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang, serta Pondok Pesantren Al-Falah Jeblog Talun, di Kabupaten Blitar, dan sebagainya.
Menurut Gubernur Khofifah, peran dan inisiatif pesantren nantinya akan sangat menentukan percepatan berdirinya pesantren tangguh.
Oleh karenanya, pesantren perlu menyiapkan kondisi lembaga pesantrennya aman dari penyebaran COVID-19, mulai dari kebersihan, penyiapan layanan kesehatan, penerapan protokol kesehatan, hingga protokol kegiatan belajar mengajar di pesantren selama masa pandemi.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan perhatian pemerintah terhadap pondok pesantren dan gagasan mewujudkan pesantren tangguh itu, karena sekitar 21 persen dari total jumlah pesantren di Indonesia ada di Jawa Timur.
Bahkan, sambung dia, ada satu pesantren yang santrinya mencapai puluhan ribu, seperti Pesantren Lirboyo dan Gontor.
"Kami berharap makin hari makin banyak pesantren yang akan menjadi role model pesantren tangguh, terutama di tengah pandemi COVID-19, namun kami ingin model pesantren tangguh ini nantinya berkelanjutan," kata Gubernur Khofifah.
Penerapan wajib
Ia lebih lanjut menjelaskan, ada tiga item penerapan wajib di pesantren tangguh. Pertama, adalah pesantren sehat, yakni pesantren diharapkan mulai akrab dan tegas dalam menerapkan protokol kesehatan, mulai dari menggunakan masker, dan juga menyediakan cairan pembersih tangan atau tempat cuci tangan menggunakan air mengalir dan dengan sabun.
Kedua, adalah pesantren bersih, yaitu pesantren mengupayakan santrinya untuk terbiasa mencuci tangan dengan air mengalir dan memperbanyak akses cuci tangan dan sanitasinya terus ditingkatkan.
"Dan yang ketiga adalah pesantren TOPP. Ini akronim dari tanaman obat pondok pesantren. Jadi kami ingin agar pengembangan tanaman obat juga dilakukan lebih masif di pesantren untuk mewujudkan ketahanan pengobatan tradisional di lingkup pesantren," ucap mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia ini.
Dengan tiga item ini ditegakkan di pesantren tangguh, maka diharapkan juga bisa diterapkan di pondok pesantren lain di Jatim, bahkan juga kalau bisa menjadi inspirasi bagi pesantren di provinsi yang lain.
Sebagai dukungan penerapan normal baru di lingkungan pesantren, Khofifah sudah menyiapkan bantuan guna mendukung pesantren tangguh untuk bisa menegakkan protokol kesehatan.
Bantuan itu, antara lain akan memberikan bantuan alat perlindungan diri (APD) ke setiap poskestren di Jawa Timur dengan total 34.650 buah. Bantuan APD itu untuk 1.286 pondok yang di dalamnya terdapat poskestren.
Selain itu Pemprov Jatim juga akan membagikan vitamin C pada santri dengan total bantuan sebanyak 92.836 blister, juga untuk untuk ustadz dan ustadzah sebanyak 52.759 blister.
Masker juga menjadi item yang akan didistribusikan pada pondok pesantren yang siap untuk menyambut santrinya untuk memulai kegiatan belajar dan mengaji. Total bantuan masker yang akan disalurkan ke pondok pesantren ada sebanyak 464.182 buah untuk santri dan juga sebanyak 52.759 buah untuk ustadz dan ustadzah.
Selain itu, bantuan berupa tempat cuci tangan sebanyak 18.564 buah juga akan didistribusikan ke pondok pesantren, serta sebanyak 981.122 botol cairan pembersih tangan untuk santri dan ustadz/ustadzah yang ada di pesantren-pesantren di Jawa Timur.
Agar pondok pesantren bisa selalu terjaga kebersihannya dari virus, Pemprov Jatim juga akan menyebar sprayer dan disinfektan yang penyemprotannya diharapkan akan dilakukan oleh warga sekitar melalui program cash for work. Terakhir, para ustadz dan ustadzah juga disiapkan bantuan sembako.
"Mereka adalah ustadz dan ustadzah yang bermukim dengan jumlah total sebanyak 44.845 orang yang akan mendapat bantuan sembako," kata gubernur.
Dan, bantuan ini, sambung dia, untuk mendukung penegakan protokol kesehatan agar setiap pesantren bisa melakukan persiapan untuk dimulainya proses belajar mengajar di pesantren.
Khofifah juga berharap kegiatan belajar mengajar santri di pesantren bisa tetap terjaga dan aman dari penyebaran pandemi COVID-19.
Sebelumnya, Gubernur Khofifah juga telah melakukan kunjungan ke sejumlah pengasuh pondok pesantren di Jawa Timur, terkait gagasan membentuk pesantren tangguh guna mencegah penyebaran COVID-19 ini.
Kunjungan itu, antara lain ke pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, dan Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Kediri bersama Kapolda Jatim Irjen Pol Fadil Imran dan juga Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Widodo Iryansyah.