Lumajang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menunda operasi pasar secara mandiri untuk komoditas gula pasir yang harganya terus merangkak naik sebagai upaya mengantisipasi penyebaran COVID-19 di wilayah setempat.
"Kami mohon maaf karena saat ini dalam kondisi waspada virus corona, sehingga kami harus menunda dulu operasi pasar mandiri untuk gula pasir yang rencananya digelar pekan ini, namun ditunda hingga batas waktu yang belum ditentukan," kata Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Lumajang Hairil Diani di Lumajang, Jumat.
Menurutnya, penundaan tersebut sampai dengan batas waktu yang tidak bisa ditentukan, karena pihaknya juga menunggu arahan dari pemerintah, baik pusat, provinsi maupun kabupaten.
"Penundaan operasi pasar mandiri gula pasir tersebut dilakukan guna menghindari keramaian sebagai langkah pencegahan penyebaran virus corona sesuai dengan imbauan pemerintah yang saat ini menerapkan social distancing," tuturnya.
Pemerintah mengimbau masyarakat untuk berada di dalam rumah dan apabila terpaksa keluar rumah diimbau untuk jaga jarak dan menghindari keramaian yang dapat menyebabkan penyebaran COVID-19, sehingga kegiatan yang melibatkan massa diimbau untuk ditiadakan sementara waktu.
"Kami hindari masyarakat berkumpul dan di luar rumah, jika tidak ada keperluan yang mendesak sesuai dengan imbauan pemerintah terkait sosial distancing, sehingga hal itu yang menjadi pertimbangan untuk menunda operasi pasar gula pasir," katanya.
Pantauan di Pasar Baru Lumajang, harga gula pasir putih sebesar Rp17.500 per kilogram, padahal pekan lalu harganya Rp16.500 per kilogram, sedangkan gula pasir di Pasar Sukodono Lumajang sebesar Rp18.000 per kilogram.
Komoditas bahan pokok lain seperti beras berkisar Rp10.000 hingga Rp12.500 per kilogram, minyak goreng curah Rp12.000 per kilogram, telur ayam ras Rp23.000 per kilogram, daging sapi Rp105.000 per kilogram, dan cabai rawit Rp32.000 per kilogram.