Surabaya (ANTARA) - DPRD Kota Surabaya meminta seluruh tokoh dan elemen masyarakat di Kota Surabaya, Jawa Timur, untuk memperkuat solidaritas sosial dalam upaya penanganan dan pencegahan virus corona atau COVID-19.
"RT, RW, LPMK, seluruh tokoh dan elemen masyarakat, bisa terlibat aktif dalam menjaga lingkungan, seperti mencegah pengumpulan orang yang telah diserukan pemerintah dan aparat keamanan," kata Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono, di Surabaya, Selasa.
Menurut dia, solidaritas sosial ini memperkuat seluruh upaya penanganan yang sudah dilakukan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama seluruh jajaran di Pemerintah Kota Surabaya.
"Kita menghadapi lawan yang tidak kasat mata, yaitu virus yang sangat cepat penularannya. Maka, tindakan preventif sangat berguna dengan cara hidup sehat, serta membatasi ke luar rumah," katanya.
Adi menjelaskan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini telah mengeluarkan Surat Edaran No. 360/3324/436.8.4/2020 beberapa hari lalu. Ada 16 poin dalam surat edaran itu di antaranya penghentian sementara tempat wisata, konser musik, tempat hiburan malam, kegiatan keagamaan, posyandu balita dan lansia, yang mengumpulkan massa.
"Bu Risma sudah tepat melakukan itu demi menjaga keselamatan masyarakat. Mendorong warga tinggal di rumah masing-masing, sehingga tidak terjadi pengumpulan orang, dan mengurangi penyebaran virus corona," kata Adi yang juga ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya.
Untuk itu, Adi menyerukan penguatan solidaritas sosial dalam menghadapi penyebaran COVID-19 di Surabaya. "Bersama-sama kita memperkuat solidaritas sosial, memperkuat gotong-royong, saling menjaga satu sama lain, saling mengingatkan, dalam menghadapi COVID-19," ujarnya.
Adi juga menyampaikan rasa hormat dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh pemuka agama, mulai tokoh Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, hingga Konghucu yang telah mengajak umatnya masing-masing untuk selalu mendekatkan diri kepada Tuhan diiringi ikhtiar maksimal, seperti menerapkan pola hidup sehat dan mengikuti anjuran pemerintah untuk melakukan pembatasan interaksi (social distancing).
"Terima kasih para pemuka agama yang juga dengan kebijaksanaan luar biasa menunda sejumlah kegiatan keagamaan. Kebersamaan ini modal sosial bagi Surabaya untuk menghadapi penyebaran COVID-19," ujar Adi.
Saat ini, lanjut Adi, DPRD juga menilai telah muncul keterlibatan masyarakat dalam menangani COVID-19. Di tengah-tengah upaya keras Pemerintah Kota Surabaya bersama semua aparat keamanan.
"Dari masyarakat telah muncul penyemprotan disinfektan terhadap tempat-tempat ibadah, serta balai pertemuan. Ini melengkapi yang dikerjakan Pemkot Surabaya dan aparat keamanan," katanya. (*)