Banyuwangi (ANTARA) - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berbagi inovasi dengan dua kepala daerah lain saat menghadiri acara seminar pelayanan publik dalam rangka Hari Pers Nasional 2020 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Inovasi telah menjadi kunci bagi Pemkab Banyuwangi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, daya saing daerah serta kesejahteraan masyarakat.
"Kemarin saya satu panel dengan Bupati Klungkung, Bali, dan Bupati Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, dalam acara seminar pelayanan publik dalam rangka HPN 2020 di Banjarmasin. Di sana kami saling berbagi pengalaman membuat inovasi daerah," kata Bupati Azawar Anas, Sabtu.
Ia mengaku banyak mendapat inspirasi saat berbagi kisah inovasi dengan dua kepala daerah tersebut, seperti saat mendengar tentang pengelolaan pelayanan publik yang disampaikan Bupati Hulu Sungai Selatan Achmad Fikry.
"Begitu halnya dengan inovasi pengelolaan sampah yang disampaikan Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta. Ini menginspirasi untuk melakukan hal yang sama di Banyuwangi," ujarnya.
Dalam seminar inovasi pemerintahan itu, Bupati Anas membeberkan dalam mengelola pemerintahan saat ini, pihaknya memegang tiga kunci pokok seperti yang disampaikan oleh pakar manajemen Peter Drucker, yakni kecepatan, inovasi dan pemasaran.
Azwar Anas mencontohkan, seperti pendirian Mal Pelayanan Publik di Banyuwangi yang pertama di Indonesia dilakukan oleh pemerintahan kabupaten.
Katanya, pendirian Mal Pelayanan Publik Banyuwangi terilhami saat Kementerian PAN-RB mengajak Banyuwangi mengunjungi ASAN Xidmat, institusi pelayanan publik terpadu di Azerbaijan, yang ditetapkan sebagai terbaik oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam United Nation Public Service Award (UNPSA).
"Pulang dari sana, hanya dalam satu minggu kami segera mewujudkan dan langsung meresmikan Mal Pelayanan Publik Banyuwangi pada 6 Oktober 2017," ujarnya.
Saat ini, pelayanan publuk tersebut telah melayani 204 jenis layanan dalam satu atap, mulai administrasi kependudukan beragam jenis izin usaha, BPJS Kesehatan/Ketenagakerjaan, PDAM, pelayanan izin kendaraan, hingga pembayaran retribusi daerah. Termasuk ada layanan administrasi pernikahan dari Kementerian Agama hingga pengurusan paspor.
"Bila sudah dapat ide bagus, harus segera kita eksekusi secepat mungkin. Apalagi pendirian pelayanan publik ini, waktu itu saya rasa banyak dampak yang baik bagi masyarakat. Dengan mal pelayanan publik, pelayanan menjadi ringkas dan transparan, dan tidak perlu ditunda lama," katanya.
Dalam kesempatan itu, Bupati Anas juga memaparkan sejumlah inovasi publik, mulai dari program Rantang Kasih (pemberian makanan bergizi gratis bagi lansia sebatang kara), inovasi agenda pariwisata Banyuwangi Festival yang tidak hanya menjadi ajang konsolidasi budaya dan sosial daerah, namun juga berdampak besar pada peningkatan kesejahteraan warga.
"Kami juga paparkan program-program pendidikan seperti Siswa Asuh Sebaya yang mampu mengumpulkan dana swadaya siswa sebesar Rp17 miliar untuk diberikan kepada siswa kurang mampu. Lalu ada uang transport dan uang saku bagi siswa yang tidak mampu secara ekonomi," katanya.
Intinya, menurut Anas, inovasi daerah itu harus berangkat dari kebutuhan untuk menyelesaikan masalah daerah, selain itu, dampak positifnya harus jelas dirasakan masyarakat, sehingga inovasi itu akan bertahan.
Banyuwangi sendiri telah ditetapkan Kementerian Dalam Negeri meraih poin tertinggi hasil pengukuran Indeks Inovasi Daerah 2019 dari 514 kabupaten/kota se-Indonesia. Dan Banyuwangi meraih nilai indeks 74400 dan masuk kategori daerah sangat inovatif.
Rangkaian peringatan HPN 2020 sendiri berlangsung sejak 7 hingga 9 Februari 2019 di Banjarmasin dan Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Sejumlah kegiatan dilaksanakan dalam rangkaian peringatan Hari Pers Nasional 2020 di antaranya, seminar inovasi pelayanan publik, hingga pameran karya pers. (*)
HPN 2020, Bupati Banyuwangi berbagi inovasi dengan dua kepala daerah
Sabtu, 8 Februari 2020 17:53 WIB