Tulungagung (ANTARA) - BNN Tulungagung rintis jaringan relawan atau kader antinarkoba di seluruh desa dan kelurahan yang ada di wilayah tersebut, sebagai upaya deteksi dini peredaran maupun penggunaan obat-obat terlarang jenis narkotika di lingkungan masing-masing.
"Pembentukan jaringan kader ini bagian dari program PBM yang diluncurkan BNN, yakni pemulihan berbasis masyarakat," kata Kepala BNN Kabupaten Tulungagung AKBP Sudirman dalam keterangan pers di Tulungagung, Jawa Timur, Senin.
Baca juga: BNN Tulungagung rehabilitasi 60 pecandu narkoba sepanjang 2019
Rencananya, masing-masing desa/kelurahan akan ditempatkan lima orang kader.
Mereka bakal dilatih dan diberi wawasan tentang gerakan antinarkoba, sehingga diharapkan setiap kader atau relawan mampu menjadi pendamping bagi mantan pecandu yang telah selesai menjalani fase rehabilitasi.
Selain itu, kader atau relawan dalam program PBM ini juga dipersiapkan menjadi agen lapangan yang bertugas mendeteksi jika ada tanda awal edar-gelap narkoba di lingkungannya.
"Ini bagian dari program pembentukan "Desa Bersinar". Desa bersih dari narkoba. Untuk tahap awal kami akan ujicobakan dulu kepada dua desa yang dipilih sebagai percontohan dalam program PBM ke depan," kata Sudirman.
Untuk desa percontohan ini, Sudirman mengatakan program bisa segera dimulai. Namun untuk pelaksanaan serentak di 271 desa/kelurahan yang tersebar di 19 kecamatan di Tulungagung, diperkirakan baru dimulai pertengahan 2020.
"Yang pasti tahun ini program PBM dan IBM (intervensi berbasis masyarakat) akan dimulai," katanya.
Selain menggeber program IBM/PBM di desa-desa dan kelurahan se-Tulungagung, Sudirman mengatakan pihaknya juga proaktif melakukan pencegahan di sekolah-sekolah, terutama tingkat SMP dan SMA dimana ditengarai banyak menjadi sasaran peredaran psikotropika, khususnya jenis dobel L atau pil koplo.