Madiun (ANTARA) - Wakil Bupati Madiun Hari Wuryanto mengingatkan pentingnya peran keluarga dalam menciptakan budaya membaca saat memberikan sambutan ‘Workshop’ Minat Baca di Pendapa Muda Graha Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis (28/11/2019).
“Peran keluarga sangat penting dalam menciptakan budaya membaca. Membuat suasana keluarga yang akrab dengan buku,” kata Hari Wuryanto.
Dia kemudian memberikan contoh tentang bagaimana cara menciptakan budaya membaca. Misalnya menumbuhkan budaya mendongeng bagi anak. Selain itu juga pengaturan penggunaan telepon genggam, mengatur waktu untuk menonton siaran televisi.
Video Oleh Siswowidodo
Hari Wuryanto menyebutkan bahwa berdasarkan hasil survei, minat baca di Indonesia tergolong rendah.
“Minat baca kita dinyatakan sangat rendah, yaitu 0,001 persen. Artinya hanya satu orang dari seribu orang yang suka membaca. Masalah ini menjadi tanggung jawab kita semua,” tuturnya.
Penyebab rendahnya minat baca, kata dia adalah kurang tersedianya buku bacaan yang menarik.
Selain itu, lanjutnya, anak-anak kurang dilatih untuk mencintai buku.
“Di era digital ‘ handphone’ dan internet sudah menjadi gaya dan kebutuhan hidup. Ini merupakan tantangan bagi kita, selaku guru PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), TK, SD, MI dan SMP,” ujarnya di depan ratusan peserta ‘workshop’ terdiri dari murid TK, SD, MI, SMP, MTs dan para guru.
Dalam upaya menumbuhkembangkan budaya membaca, kata dia, Pemkab Madiun telah melakukan solusi. Yaitu menyediakan buku yang menarik melalui dana Bantuan Operasi Sekolah (BOS) dan Dana Alokasi Khusus (DAK).
Ia mengapresiasi peran masyarakat, antara lain dengan mendirikan perpustakaan desa dan membentuk komunitas literasi.
“Komunitas literasi yang sudah ada, seperti Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara, Cendekia Membumi, Kelas Inspirasi, Keluarga Hebat dan Perpustakaan Lesehan,” sebutnya.
Pada bagian lain, dia menyampaikan harapan Bunda Baca dan Duta Baca menjadi tokoh model dan inspirator bagi keluarga dan masyarakat.
“Saya berharap peran Bunda Baca dan Duta Baca yang tadi dikukuhkan agar bisa menjadi tokoh model dan inspirasi bagi seluruh keluarga dan masyarakat untuk mencintai buku dan membaca serta mengkampanyekan budaya membaca,” katanya berharap.
Sementara itu Isteri Bupati Madiun yang sekaligus Bunda Baca Kabupaten Madiun, Penta Lianawati mengajak masyarakat menanamkan budaya baca kepada anak sejak usia dini.
“Tanamkan budaya membaca, terutama mulai dari anak-anak usia dini. Karena anak usia dini itu sekarang sukanya melihat ‘handphone’, mainan dan sebagainya,” ujarnya.
Orang tua diminta untuk mencari inovasi agar anak-anaknya gemar membaca, misalnya dari gambar-gambar yang menarik bagi anak. Karena, kata dia, literasi itu tidak hanya membaca. Tapi juga bisa melalui dongeng, menggambar.
“Membaca itu sangat penting. Memperkenalkan literasi kepada anak-anak sedini mungkin, mulai usia PAUD, dan sebenarnya tidak ada batasan umur. Orang dewasa pun harus mengenal literasi,” ucapnya.
Di sela kegiatan ‘workshop’ Bunda Baca Penta Lianawati mengukuhkan dua orang siswa, SD dan SMP menjadi Duta Baca Kabupaten Madiun.
Kepada dua duta baca yang dikukuhkan, dia berharap bisa menjadi pelopor bagi siswa yang lain.
“Pengukuhan duta baca tadi tujuannya untuk menjadi pelopor, menjadi contoh bagi anak-anak, bahwa membaca itu sangat penting untuk mereka,” katanya.
Sebagai bunda baca, ia mengingatkan generasi milenial untuk meningkatkan budaya baca.
“Tolong sempatkan minimal lima menit dalam sehari untuk membaca. Setelah itu ditingkatkan menjadi tujuh menit, begitu seterusnya. Karena membaca itu sangat penting untuk menuju sukses bagi mereka,” tuturnya.
Pendongeng Ria Enes yang menjadi nara sumber dalam workshop bertema ‘wujudkan mimpimu melalui buku’ tersebut menyampaikan materi sambil sesekali menggendong boneka Susan.
Beberapa kali, dia menerobos barisan tempat duduk lesehan peserta sambil menyanyi bersama boneka kesayangannya itu. (*)
Wabup Madiun ingatkan pentingnya budaya baca dalam keluarga (Video)
Kamis, 28 November 2019 19:22 WIB
Tanamkan budaya membaca, terutama mulai dari anak-anak usia dini. Karena anak usia dini itu sekarang sukanya melihat ‘handphone’, mainan dan sebagainya.