Surabaya (ANTARA) - Baliho Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Eri Cahyadi yang dipasang di sejumlah titik di Kota Surabaya, Jawa Timut, menjelang Pilkada Surabaya 2020 dinilai sebagai sound check atau untuk mengetahui reaksi masyarakat.
"Bisa saja baliho itu merupakan bagian dari skenario kelompok tertentu untuk mengetahui sampai sejauh mana reaksi masyarakat terhadap keberadaan Eri Cahyadi sebagai bakal calon wali kota Surabaya, yang didukung Wali Kota Risma," kata Wakil Ketua DPD Partai NasDem Surabaya, Vinsensius Awey di Surabaya, Kamis.
Menurut dia, baliho Risma-Eri yang fotonya sempat viral di media sosial sejak Rabu (13/11) itu tidak lantas bisa disimpulkan berasal Pemkot Surabaya maupun Eri dan Risma.
Mantan anggota DPRD Surabaya periode 2014-2019 ini menilai tidak segegabah itu Risma atau Eri membangun komunikasi ke masyarakat atau sosialisasi program smart city melalui media baliho seperti itu.
"Tidak lazim mereka lakukan seperti itu. Apalagi laporan yang ada baliho hanya dipasang di tiga titik," katanya.
Awey mengatakan bisa saja yang memasang baliho adalah orang-orang yang menghendaki Eri sebagai kepala daerah masa depan pengganti Risma. Itu merupakan komunikasi politik yang dibangun orang-orang kepada masyarakat Surabaya.
"Dengan memasang wajah Risma bersebelahan dengan Eri ingin menunjukkan Risma adalah Eri dan Eri adalah Risma. Eri adalah penerus Risma. Kurang lebih narasi politik yang ingin disampaikan seperti itu," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, tiga baliho yang dipasang itu tentunya memberikan benefit atau imbal jasa kepada Eri di mata pendukung Risma sebagai generasi selanjutnya. Namun di sisi lain, lanjut dia, juga bisa menjadi badai bagi karir Eri. Artinya akan mengundang semakin banyak lawan politik yang akan menghadangnya di lapangan.
Bisa juga baliho itu dipasang oleh sekelompok orang yang memang akan membuat kegaduhan agar semua lawan politik menuding Eri telah curi start dengan membawa nama besar Risma.
"Apapun dan bagaimanapun asal usul keberadaan tiga baliho itu telah hadir mewarnai sebuah catatan perjalanan politik menuju Pilkada Surabaya 2020," katanya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya mengatakan ada yang berniat jahat dengan memasang baliho bergambar dirinya bersama Risma.
"Gusti Allah Maha Tahu. Siapa yang berbuat jahat, pasti akan mendapat balasan-Nya," katanya.
Baliho berukuran sekitar 2×4 meter itu tertulis sebuah kalimat singkat "Kampung Berdaya, Warga Berjaya" dan di atasnya ada sponsor dari Smart City. Sementara di foto keduanya tertulis masing-masing nama Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya dan Eri Cahyadi Kepala Bappeko dan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH).
Eri Cahyadi mengaku sudah mengecek lokasi baliho di tiga titik, yakni di Kelurahan Lidah Wetan, Lidah Kulon dan Kelurahan Bangkingan. Namun, hasilnya tidak ada baliho yang dimaksud.
"Saya cek tidak ada. Bisa saja baliho itu dipasang kemudian difoto untuk viralkan, setelah itu dilepas lagi," katanya.
Selain itu, ia mendalami setiap kata yang ada di baliho itu. Ternyata, ada kalimat di baliho yang salah.
Baliho tersebut menyebut dirinya sebagai Kepala DKRTH (Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau). Padahal sejak Senin (11/11) Eri sudah tidak menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DKRTH.
"Ini berarti ada yang pasang tidak tahu niatnya apa. Tapi alhamdulillah Gusti Allah menunjukkan yang dipasang ternyata salah," ujarnya. (*)
Baliho Risma - Eri jelang Pilkada Surabaya dinilai "sound check"
Kamis, 14 November 2019 9:01 WIB