Trenggalek (ANTARA) - Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengklarifikasi pergantian jabatan Direktur RSUD dr Soedomo, Trenggalek, yang dilakukan secara mendadak karena pejabat lama mengundurkan diri.
"Direktur yang lama merasa kurang bisa mempertanggungjawabkan akreditasi, makanya beliau mengajukan pengunduran diri. Jadi bukan karena kesalahan atau evaluasi, namun lebih kepada hal tersebut," kata Nur Arifin di Trenggalek, Jawa Timur, Selasa.
Nur Arifin mengklarifikasi kebijakan mutasi struktural yang dilakukan di lingkup manajemen RSUD dr Soedomo hingga tingkat pucuk pimpinan, meskipun baru dijabat dua bulan oleh dokter spesialis paru dr. Joko Susilo, Sp.P.
Baca juga: Bupati Trenggalek lantik 30 pejabat demi tingkatkan kinerja layanan
Meskipun cukup singkat, Bupati Arifin melihat ada perbaikan selama dua bulan terakhir.
Menurutnya, keputusan mengundurkan diri yang diambil dr Joko Susilo, Sp.P sebagai langkah berani, karena yang bersangkutan tidak mau menanggung risiko. "Beliau ingin memberikan yang terbaik untuk Trenggalek," katanya.
Atas pengajuan pengunduran diri itulah, Arifin kemudian menjatuhkan pilihan kepada dr. Sunarto yang sebelumnya menjabat Kabid Pelayanan Medis.
Pelayanan medis ini menjadi ruh di rumah sakit karena di rumah sakit itu semua pelayanan medis hubungannya dengan dokter Sunarto, sehingga dia tahu tentang seluk beluknya di rumah sakit.
Beberapa nama pejabat di RSUD dr Soedomo yang dilantik oleh Bupati Trenggalek di antaranya, dr. Sunarto yang menjadi Direktur baru, kemudian ada nama dr. Endah Setyarini yang ditunjuk menjadi Kepala Tata Usaha; Bambang Sugiarto sebagai Kabid Pengendalian dan Pelaporan; dr. Bachtiar Arifin menjabat Kabid Pelayanan Medis dan Penunjang Media di RSUD dr. Soedomo dan beberapa nama-nama dokter muda lainnya yang mengisi posisi jabatan penting di RSUD dr Soedomo.
Arifin mengatakan, penyegaran jabatan di lingkup manajemen RSUD dr Soedomo berkaitan erat dengan akreditasi. Ia berharap kepada banyak "talent" muda yang dimasukkan untuk melakukan perubahan dalam berbagai sektor layanan kesehatan di rumah sakit.
"Bulan November besok kami akan dihadapkan dengan ujian akreditasi rumah sakit dan kami harapkan dapat mendapatkan akreditasi rumah sakit yang Paripurna," lanjutnya.
Kata dia, butuh orang-orang inovatif untuk menjawab tantangan regulasi dari peraturan Kemenkes dari masalah BPJS dan yang lain sebagainya. Terlebih saat ini RSUD dr Soedomo Trenggalek masih kelas C.
Selain itu juga mengenai penanganan warga miskin, kemudian bagaimana menanggulangi mengenai antrian. "Ini yang basic yang seharusnya bisa dilakukan, makanya saya butuh tenaga-tenaga muda," kata dia.