Makassar (ANTARA) - Asap kecil tiba-tiba membumbung dari gedung berwarna putih dekat Sentra Makassar Mall ketika tim Relawan Pandu Digital sedang mempersiapkan mini booth untuk acara "Grebeg Pasar UMKM Go Online" di kota Makassar pada Kamis (29/8) pagi sekitar pukul 08.30 WITA.
Sontak kepulan asap gelap tersebut membuat para pedagang di Pasar Sentra khawatir akan merembet ke bangunan lain. Syukur gerak cepat Tim Damkar mampu menjinakkan amukan si jago merah sehingga kebakaran tidak menimbulkan dampak yang luas.
Lokasi yang padat dengan pedagang ini menjadi titik terakhir Direktorat Ekonomi Digital Kementerian Kominfo RI menyelenggarakan acara Grebeg Pasar UMKM Go Online di Kota Makassar.
Sejak 19 Agustus lalu 24 relawan Pandu Digital telah menyisir pasar-pasar di Kota Makassar untuk menyampaikan sosialisasi, edukasi dan pendampingan bagi para pelaku UMKM untuk membuka toko online di marketplace. Dan pada Sabtu (31/8) lalu acara ini ditutup setelah lebih dari 2.000 UMKM berhasil memiliki toko online marketplace.
Dihubungi secara terpisah, Senin (2/9), Puti Adella Elvina Kepala Seksi Pengembangan dan Fasilitasi Platform Perdagangan Kominfo RI menegaskan bahwa berjualan di marketplace mampu memberikan peluang besar kepada pelaku UMKM untuk meningkatkan penjualan dan menjauhkan risiko pedagang terhadap bencana-bencana yang acap kali timbul.
"Memiliki toko online memberikan alternatif kepada pedagang untuk berjualan. Bahkan ketika bencana kecil datang, misalnya, kebakaran atau banjir maka pedagang tetap bisa menjual barang dagangan mereka lewat media digital. Ini adalah salah satu kelebihan berjualan online bagi pelaku UMKM di pasar-pasar. Berdagang melalui platform digital dapat meminimalisasi dampak bencana yang sering terjadi di sentra-sentra perdagangan bagi para pedagang," tutur Puti.
Pedagang di pasar-pasar tradisional lebih memilih lokasi berjualan yang paling mudah di jangkau oleh calon pembeli. Wajarlah bila sering kita jumpai para pedagang memenuhi jalur pejalan kaki bahkan seringkali mereka memakai bahu jalan untuk membuka lapak.
Razia yang dilakukan oleh Petugas Pengamanan Pasar tidak membuat mereka jera. Jika pun ada lokasi berjualan yang kurang nyaman, beratapkan seng dengan jalur pejalan kaki yang cukup sempit justru lokasi seperti inilah yang malah diperebutkan oleh pedagang. Padahal, lapak-lapak seperti ini cukup rawan dengan bencana.
"Banyak pelaku UMKM ini tidak memiliki kios tetap. Mereka memanfaatkan fasilitas pejalan kaki yang justru mengganggu keamanan dan ketertiban dengan menggelar lapak di trotoar dan pinggir jalan. Padahal di pasar digital mereka bisa mendapatkan kios online secara gratis," tutur Puti.
Bencana yang datang tiba-tiba memberikan dampak langsung bagi para pedagang. Untuk meminimalisasi hal tersebut, peran Relawan Pandu Digital yang ditunjuk oleh Direktorat Ekonomi Digital Kementerian Kominfo RI memiliki peran sangat penting sebagai bagian awal untuk mendorong para pedagang mulai memanfaatkan jalur digital.
"Datangnya bencana tidak pernah ada yang tahu. Kami sebatas memfasilitasi agar pedagang bisa mulai berjualan online. Tapi kami sadar bahwa sosilasisasi dan edukasi ini sangat penting untuk mendorong para pelaku UMKM segera mengenal pasar digital," lanjut Puti.
Grebeg Pasar UMKM Go Online telah diselenggarakan di berbagai kota di Indonesia. Dua puluh empat relawan Pandu Digital di masing-masing kota diberikan pelatihan agar mampu memberikan sosialisasi, edukasi dan pendampingan secara door-to-door kepada para pedagang pasar.
Di kota Makassar Grebeg Pasar berlangsung di Pasar Butung, Pasar Senggol, Daya Square, Pasar Niaga Daya, Karebosi Link dan berakhir di Pasar Sentra Makassar.(*)