Surabaya (ANTARA) - Direktur Teknik dan Lingkungan Ditjen Migas, Adhi Wibowo menilai prosedur penanganan tumpahan minyak di Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) Karawang, Jawa Barat sudah tepat (on the track).
"Prosedur sudah dilakukan oleh PHE ONWJ, dan memang seperti itu yang mesti dilakukan dalam penanganan oil spill, yakni dengan memasang oil boom dan juga menggunakan skimmer," kata Adhi, dalam keterangan persnya yang diterima di Surabaya, Senin.
Ia mengatakan, hidro karbon yang menyembur dari YYA adalah jenis waxy oil, semacam minyak berat seperti lilin. karena itu diperlukan skimmer khusus, yakni Octopus skimmer untuk menghisap tumpahan minyak tersebut.
"Pada saat ini sudah dioperasikan 3 unit Octopus skimmer, dan masih akan didatangkan lagi 3 unit skimmer untuk “menghisap” waxy oil tersebut," katanya kepada wartawan.
Adhi juga mengapresiasi dilibatkannya Oil Spill Combat Team (OSCT) Indonesia oleh PHE ONWJ untuk bantu penanganan oil spill di anjungan lepas pantai milik PHE ONWJ ini.
Perusahaan OSCT sudah banyak pengalaman dalam kasus penanggulangan tumpahan minyak di dalam negeri maupun di luar negeri.
"Iya betul, OSCT memang spesialis dalam menangani oil spill, dan punya personil, kemampuan serta peralatan yang cukup. Jika peralatan perusahaan tidak cukup, maka memang wajib mendatangkan peralatan tersebut dan menangani oil spill hingga tuntas," tutur Adhi.
VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman mengemukakan bahwa Pertamina terus melakukan upaya intensif untuk mengatasi peristiwa tersebut.
Pertamina Group dibantu dengan Oil Spill Combat Team yang ahli dan spesialis menanganinya.
"Kami terbuka dengan bantuan ahli dan peralatan dari SKK Migas maupun dari instansi lain, termasuk dari KKKS.
Pertamina Group dibantu dengan Oil Spill Combat Team yang ahli dan spesialis menanganinya," kata Fajriyah. (*)