Trenggalek (ANTARA) - Pemkab Trenggalek, Jawa Timur, tengah menjajaki kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di bidang kebudayaan dan perekonomian, dengan pertimbangan hubungan sejarah antara kedua wilayah yang terbentang jarak ratusan kilometer tersebut.
"Masyarakat Trenggalek memiliki hubungan historis kuat dimana berdirinya Keraton Ngayogyakarta dahulu dibantu Demang Panji Nawangkung dari Panggul," kata Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin saat beraudiensi dengan Pemprov Yogyakarta, Selasa.
Ia menyebut, bukti peninggalan sejarah tersebut terdapat makam mertua dan cucu Hamengkubuwono I di Panggul.
Peninggalan-peninggalan itu menjadi bukti historis bahwasanya Trenggalek memiliki kedekatan sejarah dengan Keraton, katanya.
"Otomatis kita ingin menyambung, bukan hanya infrastruktur yang di gembar-gemborkan untuk Poros Yogyakarta-Trenggalek," katanya.
Dari sisi konten, Nur Arifin atau biasa disapa Mas Ipin ini menginginkan konten tercipta bukan hanya infrastruktur yang dibangun, namun juga kerja samanya juga dibangun. Hal itu demi menyambut poros selatan-selatan Jawa.
Dalam mewujudkan hal ini, Pemkab Trenggalek perlu proaktif. Salah satunya dengan tanda kutipnya menggabungkan diri dengan Yogyakarta dalam beberapa kegiatan.
Khususnya Yogyakarta sudah leading terlebih dahulu seperti di kebudayaan, wisata dan tata kelola pemerintahan.
"Kami tahu Yogyakarta SAKIP-nya sudah bagus, indek persepsi korupsinya juga bagus. Jadi ini yang ingin kami dorong," katanya.
Dengan kedekatan budaya tersebut, Bupati Trenggalek menginginkan adanya penancapan budaya dengan pembimbingan beberapa prosesi adat di Trenggalek sesuai adat keraton.
Sementara, menanggapi penjajakan kerjasama tersebut, Asisten Pemerintahan dan Pembangunan Pemerintah Provinsi DIY, Tri Saktiana menyampaikan bahwa hubungan historis antara kedua daerah bisa menjadi pintu masuk kerjasama antar daerah di bidang ekonomi dan tata pemerintahan maupun dibidang lainnya.
"Intinya kami ingin menyambungkan masa lalu, masa kini dan masa depan antara Yogyakarta dengan Trenggalek," katanya.
Oleh karenanya, untuk poros selatan-selatan selain ekonomi manufaktur kita bisa mengembangkan ekonomi yang lebih bersifat kerakyatan.