Ngawi (ANTARA) - Harga komoditas cabai rawit di pasaran tradisional Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mengalami kenaikan yang cukup signifikan hingga menembus angka Rp70.000 perkilogram, seiring pasokan barang yang menurun.
Salah satu pedagang sayuran di Pasar Besar Ngawi, Slamet, ditemui pada Senin, mengatakan harga cabai rawit sejak awal bulan Juli terus mengalami kenaikan.
"Kenaikan terjadi setiap hari, kemarin harga masih di kisaran Rp65.000 hingga Rp66.000 perkilogram. Hari Senin ini, harga sudah tembus Rp73.000 perkilogram," ujar Slamet kepada wartawan di Ngawi.
Kenaikan harga yang luar biasa itu tidak hanya dikeluhkan konsumen, namun juga para pedagang. Tingginya harga cabai rawit membuat daya beli konsumen turun.
"Kalau harga tinggi ya tidak laku. Pembelian jadi berkurang. Biasanya bisa jual hingga 10 kilogram per hari, kini hanya setengahnya saja," kata dia.
Harga yang tinggi juga terjadi untuk komoditas cabai lainnya, yakni cabai keriting dan merah besar. Sesuai pantauan, harga cabai keriting dalam dua hari terakhir berada di kisaran Rp63.000 hingga Rp65.000 perkilogram.
Sedangkan harga cabai merah besar mencapai Rp60.000 perkilogram. Padahal kemarin masih di angka Rp58.000 perkilogram.
Para pedagang menilai naiknya harga komoditas cabai tersebut dipicu minimnya pasokan barang dari sentra produksi. Tanaman cabai banyak yang gagal panen akibat musim kemarau.
Mereka memperkirakan tingginya harga cabai masih akan terjadi selama musim kemarau berlangsung. Hal itu karena petani enggan menaman cabai karena belum ada varietas yang tahan dengan anomali iklim.
Sementara, panen raya berikutnya di daerah produksi diperkirakan baru akan dilakukan pada bulan Agustus mendatang.
Baca juga: Cabai impor "serbu" pasar tradisional Kota Madiun
Baca juga: Pasokan berkurang, harga cabai rawit di pasar tradisional Tulungagung naik
Baca juga: Harga cabai rawit di pasar tradisional Kota Madiun capai Rp60.000/kg