Surabaya (ANTARA) - Taylor Swift menyebut manajer Justin Bieber, Scooter Braun sebagai seorang perundung yang manipulatif, menyusul akuisisi Big Machine Records yang memiliki master rekaman Swift pada 2017 yakni album "Reputation".
Scooter Braun yang juga merupakan manajer dari Ariana Grande, Kanye West, dan Demi Lovato, membeli Big Machine Label Group dari pemiliknya, Scott Borchetta.
Swift, seperti dilansir Variety, menuangkan kemarahan serta kekecewaannya dalam unggahan Tumblr, kemarin (30/6), menyebut bahwa ia "sedih dan jijik" atas kelakuan Scooter Braun
"Selama bertahun-tahun aku meminta, memohon agar bisa memiliki karyaku sendiri. Alih-alih, aku diminta mendaftar kembali ke Big Machine Records dan 'mendapatkan' satu album sekaligus, satu untuk setiap album baru yang aku masukkan. Aku tak mau karena aku tahu begitu aku menandatangani kontrak itu, Scott Borchetta akan menjual label, yang artinya menjualku dan masa depaku. Aku harus membuat pilihan luar biasa untuk meninggalkan masa laluku. Musik yang kutulis di lantai kamar tidurku dan video yang kuimpikan dan kubayar dari uang yang kuperoleh dari bermain di bar, lalu klub, lalu arena, lalu stadion," tulisnya
"Yang bisa aku pikirkan adalah intimidasi yang tidak berkesudahan dan manipulatif yang kuterima selama bertahun-tahun." "Seperti ketika Kim Kardashian mengatur cuplikan panggilan telepon yang direkam secara ilegal untuk dibocorkan dan kemudian Scooter mengumpulkan dua kliennya itu (Kim dan suaminya Kanye West) untuk mem-bully ku secara online tentang itu," imbuh Swift.
Sebagai bukti pernyataan bahwa Sccoter menekannya, Swift dalam Instagram Stories miliknya menyertakan foto berupa unggahan Instagram Justin Bieber pada Agustus 2016.
Foto itu menampilkan Bieber yang melakukan panggilan Facetime dengan Braun dan Kanye West, yang merupakan klien lama Braun, dengan judul " Taylor swift what up". Pada bagian atas foto, Swift melingkari wajah Braun dengan warna merah dan menuliskan keterangan.
"Ini adalah skenario terburukku. Inilah yang terjadi ketika Anda menandatangani kesepakatan pada usia lima belas tahun dengan seseorang yang baginya istilah 'loyalitas' jelas hanya konsep kontrak. Dan ketika pria itu mengatakan 'Musik memiliki nilai', maksud dia adalah nilainya terikat pada pria yang tidak memiliki andil dalam menciptakannya," tulis Swift di Tumblr-nya.
"Ketika aku meninggalkan master-masterku di tangan Scott, aku berdamai dengan kenyataan bahwa pada akhirnya dia akan menjualnya. Tidak pernah dalam mimpi terburukku, aku membayangkan pembelinya adalah Scooter. Kapan saja Scott Borchetta mendengar kata 'Scooter Braun' lepas dari bibirku, saat itulah aku menangis atau berusaha untuk tidak melakukannya. Dia tahu apa yang dia lakukan; mereka berdua melakukannya. Mengontrol seorang wanita yang tidak ingin dikaitkan dengan mereka. Dalam keabadian. Itu artinya selamanya."
"Syukurlah, aku sekarang masuk ke label yang percaya aku harus memiliki apa pun yang kubuat. Untungnya, aku meninggalkan masa laluku di tangan Scott dan bukan masa depanku. Dan mudah-mudahan, seniman muda atau anak-anak dengan impian musik akan membaca ini dan belajar tentang bagaimana melindungi diri mereka dengan lebih baik dalam negosiasi. Anda layak memiliki karya seni yang Anda buat."
"Aku akan selalu bangga dengan karyaku di masa lalu. Tetapi untuk opsi yang lebih sehat, "Lover" akan keluar pada 23 Agustus."
"Sedih dan merasa jijik," demikian Swift menulis.
"Lover" adalah album pertama Swift melalui kontrak barunya dengan Universal Music Group.
Taylor Swift telah bekerja sama dengan label musik Big Machine Label Group (BMLG) sejak awal kariernya, tahun 2006, hingga tahun 2018 lalu. Kini dia di bawah naungan Universal Music Group. (*)
Baca juga: Taylor Swift tidak mau ditanya soal menikah