Banyuwangi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, memberikan penghargaan sertifikat dan menyemangati ibu-ibu menyusui agar memberikan ASI eksklusif kepada buah hatinya sejak baru dilahirkan hingga umur enam bulan.
Dalam keterangan tertulis diterima ANTARA di Banyuwangi, Jumat, sebagai percontohan, lewat program Gerakan Memberi ASI Anak Tumbuh Optimal telah berjalan di Puskesmas Sempu, dan hingga saat ini tercatat sebanyak 512 ibu menyusui yang memperoleh sertifikat.
"Hingga saat ini sudah ada 512 ibu-ibu pejuang ASI eksklusif yang kami beri sertifikat. Mereka tersebar di tiga desa di wilayah kami, yakni Desa Jambewangi, Sempu, dan Desa Tegalarum," ujar Kepala Puskesmas Sempu, Kabupaten Banyuwangi, Hadi Kusairi.
Menurutnya, pemberian sertifikat tersebut sebagai penghargaan agar para ibu lebih bersemangat menyusui, sekaligus untuk memotivasi calon ibu yang lain agar tidak ragu untuk memberikan ASI eksklusif sebagai asupan terbaik bagi bayi.
Pemberian sertifikat tersebut, katanya, merupakan bagian dari program inovasi Gerakan Memberi ASI anak Tumbuh Optimal dari Puskesmas Sempu. Program ini sebagai upaya menekan angka anak kurang gizi dan tingkat kesakitan bayi.
"Dari evaluasi kami terhadap anak kurang gizi dan kesakitan anak, hal ini salah satunya diakibatkan tingkat cakupan ASI yang rendah, dan sehingga kami menggenjot sejumlah program agar cakupan ibu menyusui tinggi," paparnya.
Program yang dimaksud, di antaranya membangun klinik laktasi di puskesmas untuk tempat konsultasi gizi dan menangani berbagai permasalahan saat menyusui.
Selain itu, juga menyiapkan konselor dan motivator ASI untuk mendampingi para ibu menyusui hingga memberikan sertifikat penghargaan bagi ibu pejuang ASI eksklusif.
Puskesmas juga memberikan bantuan alat pompa ASI dan kendil (tempat penyimpan air dari tanah liat) bagi ibu-ibu di Desa Jambewangi, dan mereka ini rata-rata bekerja sebagai penyadap karet di hutan sehingga rawan tidak menyusui karena bekerja.
"Kendil ini bisa menjaga suhu ASI tetap dingin sehingga tahan sampai 5 jam. Ini bisa dijadikan pengganti kulkas. Ibu-ibu bisa memompa dan menyimpan ASI-nya di kendil sebelum berangkat kerja, sehingga anak-anak di rumah tetap mendapatkan ASI meskipun ditinggal ibunya bekerja," kata Hadi.
Lewat program-program tersebut, kini angka cakupan ASI di Puskesmas Sempu terus meningkat. Coverage ASI eksklusif dari 59,5 persen pada 2015 dan kini meningkat jadi 88 persen pada 2018.
Dampaknya, kata Hadi, bisa menurunkan angka gizi kurang dari 21,5 persen menjadi 1,37 persen dan menurunkan angka kesakitan bayi dari 32 persen menjadi 11 persen.
"Bahkan, khusus zona ASI di tiga desa sudah mencapai 100 persen, artinya bayi di tiga desa tersebut sudah mendapatkan ASI eksklusif," tuturnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, dr Widji Lestariono mengatakan inovasi tersebut ke depan akan terus diperluas.
"Ini adalah rangkaia cara untuk menyemangati agar para ibu bisa memberikan ASI eksklusif. Sejak awal ada kelas ibu hamil di puskesmas-puskesmas, kemudian penambahan gizi bagi ibu hamil berisiko tinggi, juga bagi yang kurang mampu. Selama enam bulan setelah melahirkan terus didampingi agar bisa ASI eksklusif dan terbitlah sertifikat ini," katanya.