Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) di Solo, Jawa Tengah, melaporkan pembangunan fisik Waduk Gongseng di Bojonegoro, Jawa Timur, sudah mencapai lebih dari 82 persen, pada pekan kedua Februari.
"Kontraktor PT Hutama Karya (Persero) sudah hampir selesai mengerjakan pembangunan Waduk Gonseng. Masa kontrak pengerjaan Waduk Gongseng 19 Desember 2019," kata Kasi Pemanfaatan Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum SDA Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro Dody Sigit Wijaya di Bojonegoro, Rabu.
Pihaknya mengaku memperoleh laporan perkembangan pembangunan Waduk Gongseng, di Kecamatan Temayang, setiap pekan sekali.
"Tapi untuk perkembangan pembebasan tanah warga yang dimanfaatkan Waduk Gonseng untuk perkembangan terakhir kami belum memperoleh," ucapnya.
Berdasarkan laporan BBWSBS menyebutkan bahwa bobot rencana pembangunan Waduk Gongseng sebesar 82,542 persen, bisa teralisasi 82,645 persen pada pekan kedua Februari.
Dalam laporan itu disebutkan pekerjaan yang dilakukan meliputi pembangunan pembangunan saluran pelimpas (spillway) ,bendungan utama, saluran penggelak juga yang lainnya.
Waduk Gonseng merupakan bendungan timbunan batu zona inti tegak,dengan daya tampung 22,43 juta meter kubik. Waduk yang memiliki luas genangan 433,19 hektare itu mampu mengairi areal pertanian seluas 6.191 hektare.
Selain itu, Waduk Gonseng juga berfungsi sebagai pengendali banjir sebesar 2 juta meter kubik dan penyedia air baku sekitar 300 liter/detik.
kasi Pemanfaatan dan Pengelolaan Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Marlan, menambahkan potensi air Waduk Gongseng akan disalurkan melalui saluran irigasi Waduk Pacal juga di Kecamatan Temayang.
Oleh karena itu, lanjut dia, BBWSB juga merehabilitasi saluran irigasi Waduk Pacal, di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Kapas, Balen, Sumberrejo, juga kecamatan lainnya.
"Keberadaan Waduk Gonseng memang airnya untuk mendukung potensi Waduk Pacal yang potensinya semakin menurun disebabkan usia," ucapnya.
Pembangunan Waduk Gongseng dnegan kontraktor PT Hutama Karya (Persero) dimulai sejak 2014, untuk kebutuhan tanah seluas 508,24 hektare, terdiri dari 448,24 hektare kawasan hutan dan 60 hektare milik warga.
BBWSB sebelum ini juga sudah membayar tegakan jati di atas tanah Perhutani yang dimanfaatkan lokasi Waduk Gongseng sebesar Rp23,5 miliar dari total tagihan sebesar Rp178.285.064.100. (*)