Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, penuh terisi air, bahkan airnya melimpas melalui saluran pelimpas dengan debit sekitar 9,5 meter kubik/detik, sejak 24 Februari.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pengairan Kecamatan Temayang, Bojonegoro Imam Musholi, di Bojonegoro, Jumat, menjelaskan sampai sekarang air waduk masih mengalir melalui saluran pelimpas stabil sekitar 9,5 meter kubik/detik.
Sebab, lanjut dia, di daerah tangkapan air Waduk Pacal masih turun hujan sehingga air yang masuk ke dalam waduk masih terus bertambah, meskipun air tidak dikeluarkan melalui pintu pengeluaran.
"Pintu pengeluaran dalam kondisi tertutup. Air yang mengalir melalui saluran pelimpas akan berhenti kalau air yang masuk ke waduk berkurang," ujarnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan air waduk mulai mengalir melalui saluran pelimpas bersamaan dengan banjir bandang yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Kapas dan Balen, disebabkan curah hujan tinggi di wilayah selatan pada 23 Februari.
Akibat air tampungan waduk mengalir saluran pelimpas, maka bangunan saluran pelimpas yang diperbaiki secara darurat oleh Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, rusak tergerus air.
Sesuai data menyebutkan ketinggian air pada papan duga di Waduk Pacal mencapai 115,70 meter dengan tampungan efektif sebesar 28,2 juta meter kubik, per 2 Maret.
"Air yang melimpas melalui saluran pelimpas terbuang, sebab tanaman padi di sepanjang daerah irigasinya tidak membutuhkan air," ucapnya menambahkan.
Kasi Operasi Dinas Pengairan Bojonegoro Masahid, membenarkan air Waduk Pacal mengalir melalui saluran pelimpas, karena air di waduk penuh.
"Perbaikan bangunan pelimpas yang pernah jebol diterjang banjir bandang untuk penanganannya ditangani langsung Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo di Solo," ucapnya menambahkan.
Waduk Pacal, yang pada awal dibangun Belanda pada 1933, dengan luas sawah baku 16.683 hektare, mampu menampung air hujan sebesar 42 juta meter kubik.
Tapi, karena faktor usia, juga tingginya sedimen yang masuk ke dalam waduk, ditambah bangunan pelimpas yang jebol, maka daya tampungnya menyusut. (*)
Video Oleh Slamet Agus Sudarmojo