Pamekasan (Antaranews Jatim) - Perwakilan ulama dari enam negara menghadiri penutupan Pekan Ngaji Internasional Ke-4 yang digelar di Pondok Pesantren Mambaul Ulum, Bata-bata, Desa Panaan, Pamekasan, Jawa Timur, Minggu (20/1) malam.
Para ulama dari enam negara itu masing-masing dari Malaysia, Singapura, Lebanon, Mesir, Brunei Darussalam, termasuk perwakilan ulama dari sejumlah pondok pesantren di Indonesia.
"Tema Pekan Ngaji Ke-4 yang kami gelar kali ini adalah `Menuju Generasi Soleh dan Musleh`. Kegiatan mulai tanggal 10 hingga 20 Januari malam ini," kata Pengasuh Pondok Pesantren itu, RH M Tohir Abd Hamid.
Menurut "Ra Tohir" sapaan karib kiai muda ini, pekan ngaji kali ini mengusung tujuh unsur dengan 28 materi kajian berbeda.
Masing-masing meliputi unsur improvment (perbaikan), education (pendidikan), innovation (inovasi), motivation (motivasi), publishing (penerbitan), entertaining (hiburan) dan Entrepreneurship (kewiraswastaan).
Ketujuh unsur tersebut diimplementasikan dalam berbagai materi berbeda, dan diisi oleh ilmuan, pakar dan profesional di bidangnya masing-masing.
Antara lain materi ngaji tafsir, menulis, supervisi pendidikan, fotografi, problematika keumatan, metodologi dakwah, politik, sejarah dan manunskrip, hingga ngaji materi ekonomi Islam dan pemberdayaan ekonomi umat, hingga ngaji pertanian.
Para pemateri, dari dalam dan luar negeri, dari kalangan ulama, akademisi dan praktisi, termasuk pakar, praktisi dan profesional.
Pada malam puncak Pekan Ngaji ke-4 itu, juga ditampilkan ujian terbuka bagi para santri yang mengikuti pendidikan khusus pada bidang keilmuan tertentu, seperti Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Jerman, Sejarah Kebudayaan Islam di pondok pesantren itu.
Para penguji adalah para ahli dan pakar yang mendapatkan undangan khusus dari panitia penyelenggara Pekan Ngaji Ke-4 itu, termasuk Calon Wakil Presiden RI Sandiaga Salahuddin Uno.
Sandi ditunjuk pertama kali oleh pemandu acara menguji kemampuan santri di bidang Bahasa Inggris.
Selanjutnya perwakilan ulama dari Mesir, Malaysia dan Brunei Darussalam, termasuk para guru senior di pondok pesantren itu.
Sandi dalam kesempatan itu mengaku kagum dengan kemampuan ilmu pengetahuan santri yang mendapatkan pendidikan khusus itu. Bahkan ia menyarankan, agar di pesantren ini juga menyediakan pendidikan khusus multi media. (*)