Surabaya (Antaranews Jatim) - Artis Ronnie Sianturi, yang juga calon legislatif (caleg) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), menjanjikan solusi dari berbagai permasalahan yang dihadapi oleh para petani.
"Saya setiap kali turun menemui masyarakat selalu menempatkan diri sebagai teman atau saudara, bukan sebagai caleg apalagi artis," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Minggu.
Ronnie menjadi caleg DPR RI dari PDIP di Daerah Pemilihan (Dapil) VI Jawa Timur (Jatim), yang meliputi wilayah Kediri, Blitar dan Tulungagung. Menurut dia mayoritas masyarakat di wilayah dapilnya itu adalah petani.
"Karena menempatkan diri sebagai teman dan saudara, para petani di sana tidak sungkan mengeluhkan berbagai persoalan yang dihadapinya kepada saya. Mereka justru bisa berbicara lepas dari hati ke hati," katanya.
Mantan personel Trio Libels itu di antaranya mendapat keluhan terkait sulitnya akses irigasi, kegagalan panen, serta hasil panen yang selalu dimainkan tengkulak.
"Rata-rata para petani yang gagal panen disebabkan karena sulit mendapatkan akses pengairan ke sawahnya," ujarnya.
Ketika gagal panen, lanjut dia, para petani tidak memiliki modal untuk membeli bibit baru.
"Situasi ini sering dimanfaatkan oleh para rentenir yang meminjamkan uang dengan bunga sampai 15 persen. Banyak petani di Dapil VI Jatim yang sampai sekarang masih terjerat hutang rentenir, mereka mengaku hanya mampu membayar bunganya saja setiap bulan," katanya.
Ronnie menandaskan, di daerah pertanian yang subur, juga bukan berarti para petaninya tidak ada masalah. "Mereka ingin hasil panennya bisa diserap oleh koperasi, bukan diambil oleh tengkulak," ucapnya.
Berbagai keluhan dari para petani di Dapil VI Jatim itu menjadi pekerjaan rumah bagi Ronnie Sianturi.
"Saya akan carikan solusinya dengan melibatkan orang-orang di PDIP, seperti misalnya mengupayakan program irigasi di daerah-daerah pertanian yang kurang subur dan lain sebagainya," katanya. (*)
Ronnie Sianturi Janjikan Solusi bagi Petani
Minggu, 6 Januari 2019 21:33 WIB
Rata-rata para petani yang gagal panen disebabkan karena sulit mendapatkan akses pengairan ke sawahnya