Surabaya (Antaranews Jatim) - Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur mendorong Kampung KB yang tersebar di 38 kabupaten/kota sebagai salah satu tujuan destinasi wisata sehingga bisa membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.
"Kampung KB yang ada di seluruh daerah di Jatim berperan tak sekadar pencanangan program KB, tapi sekaligus bisa dijadikan tempat wisata, terlebih di kampung yang alamnya sangat mendukung," ujar Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, Yenrizal Makmur, kepada wartawan di Surabaya, Rabu.
Ia menyontohkan kampung KB di salah satu desa di Kabupaten Banyuwangi yang letaknya berada di lereng gunung sehingga sangat mendukung dijadikan destinasi wisata.
"Dua tahun lalu jalan menuju ke sana sangat susah, tapi sekarang sudah dipaving dan aksesnya sangat mudah dilalui. Di lokasi seperti itu akan didorong sebagai destinasi wisata," ucapnya.
Selain itu, di sejumlah lokasi lainnya, seperti di Kota Batu, Kabupaten Jombang dan daerah lainnya juga disebutnya sangat memungkinkan dikelola menjadi lebih baik.
"Dulu kami akui ada desa yang terisolasi di dalam hutan dan sejenisnya, jalannya menuju ke sana juga tidak mudah, tapi setelah ada pencanangan Kampung KB di sana dan ada intervensi maka pihak terkait membangunkan jalan yang sekarang sudah bisa dirasakan orang banyak," katanya.
Kampung KB merupakan satuan wilayah setingkat desa/kelurahan atau sebutan lain dengan kriteria tertentu yang melaksanakan program pembangunan secara komprehensif dan terintgrasi dengan program kependudukan keluarga berencana dan pembangunan keluarga di lini lapangan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup serta kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan data dari Perwakilan BKBBN Jatim, rekapitulasi pembentukan KB sampai dengan 2017 di 38 kabupaten/kota jumlah desa/kelurahan yang dicanangkan sebanyak 725 desa.
Sedangkan, BKKBN Pusat menargetkan membentuk 14 ribu Kampung KB di seluruh Indonesia hingga akhir 2108 yang difokuskan pada desa-desa kategori tertinggal, perbatasan, sangat miskin dan termasuk daerah dengan kasus stunting atau kekerdilan pada anak yang tinggi.
Pada kesempatan sama, ia juga menjelaskan bahwa keberadaan Kampung KB bertujuan meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat melalui pembangunan yang terintegradi lintas sektor, mendekatkan pelayanan program KKBPK, penguatan delapan fungsi keluarga dan partisipasi aktif masyarakat.
Tentang faktor-faktor keberhasilan Kampung KB, kata dia, yakni komitmen kuat dari pemanglu kebijakan di semua tingkatan, meningkatkan jumlah program lintas sektor di Kampung KB dan meningkatnya capaian program KKBPK (kesertaan KB MKJP, kesertaan jumlah keluarga yang aktif dalam poktan).
Tak itu saja, keberhasilannya juga ditentukan tingkat optimalisasi fasilitas beserta dukungan mitra atau pemangku kebijakan, semangat dan dedikasi para pengelola program KKBPK di lini lapangan (PKB, IMP, PKK) serta partipasi aktif dari masyarakat. (*)