Jombang (Antaranews Jatim) - Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, yang juga mantan Wakil Ketua Komnas HAM, KH Sholahudin Wahid menjelaskan tantangan bangsa terkini yang harus dipahami semua pihak mulai soal korupsi hingga pendidikan, sehingga bisa dicari solusinya demi persatuan dan kemajuan bangsa.
"Menurut survei Litbang Kompas 2017, masalah terbesar bangsa ini adalah korupsi 43 persen, penegakan hukum 18 persen, kemiskinan 13 persen, SARA 10 persen, keadilan sosial 7 persen. Jihad bangsa ini bukan perang seperti 1945, tapi berjuang. Dan, tantangan masalah terbesar bangsa Indonesia adalah korupsi," kata Gus Sholah di Jombang, Senin.
Gus Sholah mengatakan, korupsi bisa merusak bangsa dan terdapat dampak negatif lainnya, yakni mengurangi pendapatan negara. Selain itu, juga terdapat masalah lainnya di mana masih ditemukan kasus adanya kongkalikong antara petugas dan wajib pajak.
"Ada distorsi pengambilan keputusan, terkait kebijakan publik, semakin tinggi korupsi di satu negara, sebagian besar kegiatan ekonomi bergerak di bawah tanah dan itu di luar otoritas pajak," kata dia.
Selain itu, ia juga mengatakan masih terdapat dampak negatif korupsi lainnya yakni bisa menghambat pengembang hingga mendorong kesalahan penempatan sumber daya manusia (SDM). Sedangkan untuk distribusi pendapatan negara, masih terdapat penghianatan kepercayaan di mana hukum tebang pilih tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Salah satunya, tertangkapnya banyak hakim terkait dengan suap.
Ia juga prihatin tentang masalah SARA di negeri ini. Bahkan, media sosial juga berperan memperuncing masalah. Selain itu, masalah keadilan sosial juga masih belum bisa terwujud dengan optimal. Keadilan sosial yang merupakan sila terakhir dari Pancasila dinilai masih sulit diwujudkan selama masalah-masalah hukum dan sebagainya belum terselesaikan.
Gus Sholah juga mengingatkan tentang masalah pendidikan yang selama ini dirasa masih luput. Padahal, pendidikan adalah aset utama semua bangsa. Bahkan, pendidikan di Indonesia masih di bawah Vietnam.
Namun, Gus Sholah mengatakan di Indonesia pendidikan bukan hanya di lembaga formal, tapi juga nonformal seperti pesantren. Bahkan, pesantren juga memberikan sumbangsih cukup besar bagi pendidikan di Indonesia.
"Ada masalah utama yang luput yakni pendidikan, aset utama semua bangsa. Pesantren juga memberikan sumbangsih besar pada pendidikan di Indonesia. Pesantren perlu ditingkatkan lagi perannya. Semangat resolusi jihad terus membara, semangat yang penuh pengabdian mampu mempertahankan bangsa dan negara," kata Gus Sholah. (*)