Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Desainer Argentina Clalea tertarik memanfaatkan tenun gedog produksi Nanik Hariningsih di Desa Mulyorejo, Kecamatan Kerek, Tuban, Jawa Timur, yang akan dimodifikasi untuk baju sendiri dengan pewarnaan alami.
"Clalea yang posisinya di Bali datang ke tempat saya, Minggu (21/10) . Selain ingin melihat langsung proses pembuatan kain tenun gedog, dia juga memesan kain tenun gedog," kata Pemilik UD Mekar Melati Mandiri di Dusun Kajoran, Desa Margorejo, Kecamatan Kerek, Tuban Nanik Hariningsih, di Tuban, Senin.
Di tempatnya, lanjut dia, Clalea tertarik tenun gedog produksinya dan mengambil gambar sejumlah batik tenun gedog. Tapi, ia memesan kain tenun gedog bukan batik tenun gedog, karena akan diwarnai sendiri dengan pewarna alami yang asalnya juga dari desanya.
"Pewarnaannya memanfaatkan benang warna coklat dan putih yang disukai Clalea. Dia berpendapat batik tenun gedog bagus," kata dia menegaskan
Namun, ia mengaku belum tahu pasti jumlah tenun gedog yang dipesan, tapi selain Clalea ada temannya yang tertarik memesan batik tenun gedog motif galaran. Di tempatnya batik tenun gedog yang diproduksi memiliki ukuran panjang 3 meter dengan lebar 90 centimeter.
"Kemungkinan untuk baju fashion show di negaranya Argentina," katanya menjelaskan.
Selain itu, lanjut dia, Clalea juga membeli dua potong tenun gedog di tempatnya yang harganya Rp1,5 juta per lembar.
"Soal pesanan tenun gedog sudah saya persiapkan. Tapi harga masih belum ada kesepakatan," kata dia menambahkan.
Baca juga: Pengembang Batik Gedok Tuban itu adalah Guru TK (Video)
Ia menambahkan desainer asal Argentina Clalea tahu lokasi sentra batik tenun gedog di Tuban, di tempatnya melalui instagram.
"Clalea tahu melalui instragram kemudian melacak dan datang ke tempat saya," ucapnya.
Yang jelas, menurut dia, desainer asal Argentina itu merupakan desainer yang pertama kali dari luar negeri yang membeli tenun gedog produksinya.
Namun, kata dia, sebelumnya sudah pernah ada desainer nasional Jakarta, juga Surabaya yang memanfaatkan batik tenun gedog karyanya untuk baju fashion show.
Di rumah produksi batik tenun gedog milik Nanik Hariningsih, terdapat 15 penenun tenun gedog tetap, selain itu,ia juga menampung produksi puluhan penenun tenun gedog di desa setempat yang bekerja secara lepas.
Sebelum dipasarkan kain tenun gedog yang ditampung itu harus menjalani proses panjang karena harus dibatik oleh sembilan pembatik di kediamannya.
Di tempatnya harga kain tenun gedog polos tanpa warna Rp300 ribu/lembar, tapi kalau sudah ada pola batiknya bisa mencapai Rp1,5 juta/lembar. Untuk produksi batik ia mematok mulai Rp70 ribu/lembar hingga untuk batik tulis halus seharga Rp400 ribu/lembar.
"Omzet saya rata-rata sekitar Rp80 juta per bulan. Saya bisa mengirimkan batik tenun gedog rata-rata sekitar 300 potong ke Bali. Di Bali harga batik tenun gedog bisa mencapai Rp15 juta per lembar," ucapnya menjelaskan. (*)