Jember (Antaranews Jatim) - Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember mencatat sebanyak 33 rumah warga di enam kecamatan dan dua musala rusak akibat gempa bumi yang berpusat di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
"Setelah dilakukan pendataan secara menyeluruh, jumlah rumah warga Jember yang rusak akibat gempa Situbondo dikategorikan menjadi tiga yakni rusak berat, sedang, dan ringan yang total bangunannya sebanyak 35 unit," kata Kepala BPBD Jember Rosyid Zakaria melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Heru Widagdo di Jember, Jumat.
Menurutnya sebanyak delapan rumah mengalami kerusakan ringan, 20 rumah warga mengalami kerusakan sedang, dan tiga unit rumah rusak berat, serta dua musala mengalami kerusakan berat dan ringan.
"Kerusakan rumah akibat gempa tersebut menyebar di sejumlah kecamatan yakni Kecamatan Mumbulsari, Tempurejo, Sukorambi, Kaliwates, Patrang, dan Arjasa," tuturnya.
Secara rinci tercatat satu rumah rusak di Kecamatan Mumbulsari, dua rumah di Kecamatan Tempurejo, 16 rumah dan satu musala di Kecamatan Sukorambi, 12 rumah dan satu musala di Kecamatan Kaliwates, satu rumah di Kecamatan Patrang, dan satu rumah di Kecamatan Arjasa.
"Kami juga sudah menyalurkan bantuan kepada korban yang terdampak gempa bumi yakni meliputi 40 paket sembako, 32 paket sandang, 32 tikar, 18 terpal, dan 32 selimut, sehingga diharapkan bantuan tersebut dapat meringankan beban korban," katanya.
Sementara Camat Arjasa Herwan Agus Darmanto mengatakan pihaknya bersama Polri dan TNI di wilayah setempat melakukan kerja bakti untuk membantu warga yang rumahnya terdampak gempa bumi Situbondo.
"Ada satu rumah warga di Desa Darsono, Kecamatan Arjasa yang terdampak gempa Situbondo, sehingga hari ini kami membersihkan reruntuhan gempa, namun setelah berdiskusi dengan banyak pihak maka rumah korban tersebut dirobohkan dan akan dibangun kembali pada besok Sabtu (13/10)," katanya.
Ia mengatakan rumah tersebut akan membahayakan pemilik rumah jika dibiarkan tetap berdiri karena konstruksinya mudah ambruk saat terjadi gempa, sehingga pihak muspika, perangkat desa dan sejumlah pihak sepakat untuk merobohkan rumah itu dan akan dibangun kembali.
"Terkait dana untuk membangun rumah korban gempa itu, kami bersama sejumlah pengusaha dan masyarakat di Kecamatan Arjasa bergotong royong karena korban juga merupakan warga kurang mampu," ujarnya.
Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalop) BPBD Jember menyebutkan seorang warga bernama Suyitno (47), warga Dusun Krajan, Desa Mojomulyo, Kecamatan Puger meninggal dunia karena terpeleset dan jatuh saat yang bersangkutan menyelamatkan diri keluar rumah saat terjadi gempa bumi Situbondo pada Kamis (11/10).
Gempa bumi dengan kekuatan 6,4 SR yang dimutakhirkan menjadi 6,3 SR terjadi pada Kamis (11/10) pukul 01.44 WIB dengan koordinat 7,47 LS dan 114,47 BT dengan kedalaman 10 kilometer dan tidak berpotensi terjadi tsunami.
Titik pusat gempa bumi tersebut 61 km timur laut Situbondo, Jawa Timur, 83 km Tenggara Sumenep, Jatim, 87 km timur laut Kabupaten Bondowoso, 161 km barat laut Denpasar, Bali, dan 860 km tenggara Jakarta.(*)