Kadin Kota Kediri Tegaskan TPID Solid untuk Menekan Inflasi
Senin, 1 Oktober 2018 0:02 WIB
Setiap menjelang lebaran, menjelang tahun baru, atau setiap ada kenaikan bahan pokok, TPID selalu melakukan pasar murah. Ini juga upaya menekan inflasi,
Kediri (Antaranews Jatim) - Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Kota Kediri, Jawa Timur, menegaskan tim pengedali inflasi daerah (TPID) tetap solid untuk menekan laju inflasi, dengan harapan bisa terkendali dengan baik dan daya beli masyarakat tetap bisa terjangkau.
"Setiap menjelang lebaran, menjelang tahun baru, atau setiap ada kenaikan bahan pokok, TPID selalu melakukan pasar murah. Ini juga upaya menekan inflasi," kata Ketua Kadin Kota Kediri Solihin di Kediri, Minggu.
Ia mengakui, TPID Kota Kediri telah berhasil meraih prestasi dengan menjadi TPID terbaik se-Jawa Bali pada 2016-2017. Prestasi tersebut juga didukung berbagai pihak yang tergabung di TPID, baik dari Kadin, Dinas Perdagangan dan Industri, Bulog, BPS Kota Kediri dan sejumlah instansi lainnya.
Saat operasi pasar berlangsung, kata dia, semua tim turun ke lapangan. Bukan hanya staf saja namun kepala organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, bahkan sampai Wali Kota maupun Wakil Wali Kota ikut turut ke lapangan menjual bahan pokok yang ada di pasar murah.
Ia juga menambahkan, keberhasilan TPID ini juga menarik minat dari daerah lain untuk berkunjung guna meminta masukan agar daerahnya juga mampu menerapkan program yang sama. Seperti TPID Kota Balikpapan, Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Kabupaten Paser.
Sementara itu, Kepala Barenlitbang Kota Kediri Edi Darmasto mengatakan sebenarnya secara geografis administratif, struktur perekonomian dan potensi Kota Kediri, Kota Kediri tidak terlalu luas.
Diketahui, luas wilayah Kota Kediri ada 63,4 kilometer persegi, dengan jumlah penduduknya sekitar 315 ribu jiwa. Untuk kepadatan penduduk ada sekitar 4000 jiwa per kilometer persegi.
Selain itu, untuk struktur perekonomian didominasi oleh lima sektor, yaikni sektor industri pengolahan, sektor konstruksi, sektor perdagangan, penyediaan akomodasi, sektor informasi dan komunikasi. Kontribusi terbesar terhadap PDRB Kota Kediri berasal dari industri pengolahan sekitar 80% yaitu PT Gudang Garam, Tbk, Kediri, dan mempunyai potensi daerah makanan tahu kuning dan tenun ikat.
Edi juga menambahkan, pemkot mempunyai beragam program untuk menekan inflasi, seperti memberikan biaya pendidikan gratis. Pemerintah Kota Kediri juga memberikan bantuan berupa seragam dan ongkos jahit untuk siswa SD dan SMP.
"Selain dari dinas pendidikan, ada bantuan juga dari dana prodamas sebesar Rp50 juta per RT per tahun. Beberapa RT juga mengalokasikan bantuan pendidikan untuk anak-anak sekolah, seperti tas, sepatu dan buku tulis," kata dia.
Selain itu, pemkot juga memberikan bantuan untuk mahasiswa berupa beasiswa bagi mahasiswa berprestasi bagi mereka yang berasal dari keluarga tidak mampu. Besarnya juga disesuiakan dengan kebutuhan dari mahasiswa serta jauh serta dekatnya lokasi pendidikan mereka.
Pemkot membuat kebijakan khusus bahwa yang mendapatkan beasiswa ini harus warga dengan KTP Kota Kediri dengan minimal IPK 3. Pemkot mengalokasikan program ini untuk 15 ribu mahasiswa dan kini capaian itu telah berhasil. Bahkan, pemkot juga berencana akan melanjutkan program tersebut di 2019. (*)
"Setiap menjelang lebaran, menjelang tahun baru, atau setiap ada kenaikan bahan pokok, TPID selalu melakukan pasar murah. Ini juga upaya menekan inflasi," kata Ketua Kadin Kota Kediri Solihin di Kediri, Minggu.
Ia mengakui, TPID Kota Kediri telah berhasil meraih prestasi dengan menjadi TPID terbaik se-Jawa Bali pada 2016-2017. Prestasi tersebut juga didukung berbagai pihak yang tergabung di TPID, baik dari Kadin, Dinas Perdagangan dan Industri, Bulog, BPS Kota Kediri dan sejumlah instansi lainnya.
Saat operasi pasar berlangsung, kata dia, semua tim turun ke lapangan. Bukan hanya staf saja namun kepala organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, bahkan sampai Wali Kota maupun Wakil Wali Kota ikut turut ke lapangan menjual bahan pokok yang ada di pasar murah.
Ia juga menambahkan, keberhasilan TPID ini juga menarik minat dari daerah lain untuk berkunjung guna meminta masukan agar daerahnya juga mampu menerapkan program yang sama. Seperti TPID Kota Balikpapan, Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Kabupaten Paser.
Sementara itu, Kepala Barenlitbang Kota Kediri Edi Darmasto mengatakan sebenarnya secara geografis administratif, struktur perekonomian dan potensi Kota Kediri, Kota Kediri tidak terlalu luas.
Diketahui, luas wilayah Kota Kediri ada 63,4 kilometer persegi, dengan jumlah penduduknya sekitar 315 ribu jiwa. Untuk kepadatan penduduk ada sekitar 4000 jiwa per kilometer persegi.
Selain itu, untuk struktur perekonomian didominasi oleh lima sektor, yaikni sektor industri pengolahan, sektor konstruksi, sektor perdagangan, penyediaan akomodasi, sektor informasi dan komunikasi. Kontribusi terbesar terhadap PDRB Kota Kediri berasal dari industri pengolahan sekitar 80% yaitu PT Gudang Garam, Tbk, Kediri, dan mempunyai potensi daerah makanan tahu kuning dan tenun ikat.
Edi juga menambahkan, pemkot mempunyai beragam program untuk menekan inflasi, seperti memberikan biaya pendidikan gratis. Pemerintah Kota Kediri juga memberikan bantuan berupa seragam dan ongkos jahit untuk siswa SD dan SMP.
"Selain dari dinas pendidikan, ada bantuan juga dari dana prodamas sebesar Rp50 juta per RT per tahun. Beberapa RT juga mengalokasikan bantuan pendidikan untuk anak-anak sekolah, seperti tas, sepatu dan buku tulis," kata dia.
Selain itu, pemkot juga memberikan bantuan untuk mahasiswa berupa beasiswa bagi mahasiswa berprestasi bagi mereka yang berasal dari keluarga tidak mampu. Besarnya juga disesuiakan dengan kebutuhan dari mahasiswa serta jauh serta dekatnya lokasi pendidikan mereka.
Pemkot membuat kebijakan khusus bahwa yang mendapatkan beasiswa ini harus warga dengan KTP Kota Kediri dengan minimal IPK 3. Pemkot mengalokasikan program ini untuk 15 ribu mahasiswa dan kini capaian itu telah berhasil. Bahkan, pemkot juga berencana akan melanjutkan program tersebut di 2019. (*)