Surabaya (Antaranews Jatim) - Angger D Wiranata selaku founder "dusdukduk" berbagi peluang usaha perlengkapan rumah seperti furniture berbahan kardus, mengingat saat ini masih sedikit pelaku usaha yang memanfaatkan peluang ini.
"Saat ini pelaku usaha yang menekuni bisnis kreatif berbahan kardus setahu saya masih ada sekitar 10 orang saja seluruh Indonesia," katanya di sela kegiatan diskusi kepemudaan di House of Sampoerna, Surabaya, Minggu.
Ia mengemukakan, usaha industri kreatif berbahan kardus ini peluangnya cukup besar di samping bahan baku yang cukup banyak, juga tidak mengenal musiman sehingga pelaku usaha bisa sewaktu-waktu memproduksi barang-barang kreatif mereka.
"Hal itu bertujuan untuk memberikan nilai tambah dari kardus yang selama ini banyak terbuang dan hanya ditimbang kiloan kepada pemulung," ujarnya.
Ia menjelaskan, saat ini yang perlu dilakukan yaitu merubah pola pikir masyarakat kalau kardus yang digunakan untuk membungkus peralatan elektronik seperti kulkas masih bisa digunakan lagi sebagai bentuk lain yang memiliki nilai jual.
"Seperti yang sudah kami lakukan kalau kardus itu bisa kami gunakan sebagai furniture seperti meja kursi dan juga perlengkapan lainnya. Dan itu bisa digunakan sebagaimana mestinya," ujarnya.
Ia mengakui, saat ini dirinya sudah mampu mengekspor produk berbahan dasar kardus hingga ke mancanegara seperti ke Las Vegas, Paris, Australia dan juga ke Malaysia.
"Sekitar 60 persen penjualan kami juga melayani custom untuk dekorasi seperti untuk panggung atau juga untuk acara-acara lainnya. Kami juga membuat produk lainnya seperti mainan dari kardus hingga pembuatan gantungan kunci," ujarnya.
Menurutnya, awal dirinya terjun ke dunia industri kreatif dari kardus ini adalah karena tugas akhir perkuliahan desain grafis di ITS. Saat itu dirinya mencoba sesuatu yang baru dan belum pernah dicoba oleh orang lain, salah satunya ya membuat furniture dari bahan kardus ini.
"Awalnya saya membuat kursi dari bahan kardus yang mampu menopang beban hingga 180 kilogram. Dan saat ini, terus kami kembangkan dan bisa menopang beban hingga 300 kilogram," ujarnya.
Ia menjelaskan, yang perlu diingat industri kreatif ini tidak hanya dimiliki oleh seiman saja, semuanya bisa bekerja asalkan orang itu mau berpikir kreatif dan tidak memaksakan diri terhadap pasar.
"Ciptakan pasar sendiri dan peluang usaha sendiri. Kedepan kami juga ingin menggelar festival berbahan dasar kardus supaya bisa merubah pola pikir seseorang kalau kardus itu tidak hanya sebatas sebagai pembungkus saja, tetapi juga bisa digunakan sebagai barang-barang dengan nilai tambah," ujarnya.
Ia menambahkan, untuk satu jenis produk yang dihasilkan paling rendah dijual dengan harga Rp100 ribu dan paling tinggi sesuai dengan pesanan pembeli.
"Paling banyak memang dari custom dengan keinginan pembeli. Tetapi kami berharap nantinya bisa dilakukan produksi massal supaya lebih murah dari ongkos produksinya," ujarnya.(*)