Kediri (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, berencana melakukan pengalihan arus lalu lintas saat pengerjaan oprit atau pengurukan jalan dengan tanah di area jembatan brawijaya, dengan harapan mengurangi volume kemacetan di area tersebut.
"Pengerjaan oprit di ujung timur jembatan brawijaya akan dilakukan pada 12, 13 dan 14 September tahun ini. Oprit itu menguruk jalan dengan tanah yang kemudian dipadatkan dengan titik oprit yaitu mulai sekitar pertigaan bertemunya ujung Jalan Brawijaya, Yos Sudarso dan Mayjen Sungkono, Kediri, sampai dengan bibir timur jembatan," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkot Kediri Apip Permana di Kediri, Sabtu.
Ia mengungkapkan, untuk penyelesaian pembangunan jembatan itu yang mendapatkan kontrak kerja adalah PT Fajar Parahiyangan. Kontrak sudah ditandatangani perusahaan yang bersangkutan sejak 5 Juli 2018 dan dijadwalkan akan selesai pada akhir Desembar 2018.
Menurut dia, penyelesaian pengerjaan jembatan tersebut tinggal 15%, sehingga relatif sedikit. Untuk proses penyelesaian itu, pemerintah kota sudah menganggarkan di APBD Kota Kediri, sebanyak Rp11 miliar. Uang sebesar itu untuk beragam keperluan, salah satunya untuk oprit tersebut.
Apip menambahkan, selama proses pengerjaan oprit di bagian timur jembatan akan dilakukan penutupan jalan selama tiga hari berturut turut sejak 12 September pukul 06.00 WIB sampai dengan 14 September 2018. Pihaknya meminta maaf dengan penutupan tersebut dan berharap masyarakat bisa memahaminya.
"Oleh karena itu pengguna jalan dan masyarakat luas untuk memaklumi," kata dia.
Sementara itu, rencana untuk rekayasa lalu lintas jalan dengan adanya kegiatan oprit itu, petugas juga sudah menyiapkan skema lebih lanjut. Perubahan arus lalu lintas yang digunakan antara lain untuk kendaraan roda enam lewat jembatan Bandar Ngalim.
Sedangkan kendaraan roda dua dan empat dianjurkan lewat sejumlah ruas jalan lain. Jalur dari Mojoroto ( barat ke timur) jembatan ditutup total. Dari Kota ke Mojoroto bisa lewat Jalan Yos Sudarso - Jembatan Lama - Jalan KDP Slamet.
Dari Jalan Yos Sudarso ke arah Semampir bisa lewat Jalan Yos Sudarso - Jalan Monginsidi - Jalan Turnojoyo - Jalan Brawijaya ( contra flow ke timur) - Jalan WR Supratman - Jalan Diponegoro ( kontra flow ke barat) atau Jalan WR Supratman - Jalan Mongisidi ( kontra flow ke barat).
Sementara itu, proses penyelesaian jembatan brawijaya tersebut masih terus dilakukan hingga kini. Para pekerja juga setiap hari bekerja, melakukan pengecoran jembatan dan sejumlah pekerjaan lainnya.
Jembatan Brawijaya itu dibangun pada masa Wali Kota Samsul Ashar, dari dana APBD Kota Kediri. Namun, proyek itu tersendat setelah terjadi kasus hukum. Bahkan, Pemkot Kediri sejak 2015 telah mengalokasikan anggaran untuk penyelesaian pembangunan jembatan, namung urung terserap, sebab terkendala kasus.
Namun, akhirnya pemerintah kota meminta izin agar diperbolehkan melanjutkan pembangunan jembatan yang jaraknya sekitar 500 meter dari jembatan lama tersebut.
Rencana melanjutkan pembangunan jembatan Brawijaya ini sebelumnya juga sudah diungkapkan oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung Wibowo saat berkunjung ke Kediri, Mei 2018. Bahkan, saat itu Pramono mengatakan pembangunan jembatan akan dilakukan setelah pemilihan kepala daerah.
Pemerintah kota sebelumnya juga telah melakukan uji beban dengan melibatkan 16 unit truk yang diparkir di atas jembatan dengan total berat hampir 800 ton. Truk itu digunakan sebagai media tes beban mengukur kekuatan jembatan yang memiliki panjang kurang lebih 175 meter tersebut. (*)
Saat Pengerjaan "Oprit" Jembatan Brawiajaya, Pemkot Kediri Lakukan Pengalihan Arus
Sabtu, 8 September 2018 23:21 WIB
Pengerjaan oprit di ujung timur jembatan brawijaya akan dilakukan pada 12, 13 dan 14 September tahun ini. Oprit itu menguruk jalan dengan tanah yang kemudian dipadatkan dengan titik oprit yaitu mulai sekitar pertigaan bertemunya ujung Jalan Brawijaya, Yos Sudarso dan Mayjen Sungkono, Kediri, sampai dengan bibir timur jembatan