Probolinggo (Antaranews Jatim) - wali Kota Probolinggo Rukmini bersama sejumlah organisasi perangkat daerah menemukan sejumlah hewan kurban yang sakit di lapak pedagang hewan kurban saat melakukan inspeksi mendadak di beberapa lokasi penjualan hewan kurban di Kota Probolinggo, Jawa Timur, Senin.
"Hasil inspeksi ditemukan satu ekor kambing mengalami diare, 13 ekor kambing sakit mata dan satu ekor kambing masih belum cukup umur untuk dijadikan hewan kurban," kata Wali Kota Probolinggo Rukmini di Kota Probolinggo.
Secara rinci, satu ekor kambing sakit diare dan 13 ekor sakit mata ditemukan di lapak hewan kurban di Ponpes Hidayatullah, kemudian satu ekor kambing belum poel (cukup umur) ditemukan di lapak pedagang Jalan Bengawan Solo.
Ia mengimbau masyarakat atau pembeli harus lebih selektif dalam memilih kambing atau sapi untuk hewan kurban yang sehat dan sudah cukup umur, sehingga memenuhi syarat untuk dijadikan hewan kurban dan siap disembelih.
"Saya juga mengimbau agar pedagang tidak menjual kambing yang belum layak untuk hewan kurban dan jika tetap bandel menjual kambing tidak layak, maka nanti saya sendiri yang mendatangi penjualnya," katanya.
Rukmini mengatakan harga hewan kurban yang dijual di Kota Probolinggo masih stabil yakni berkisar Rp2,5 juta sampai Rp3 juta untuk kambing. Harga tersebut tergantung usia dan jenis hewan kurban.
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Sukarning Yuliastuti mengatakan inspeksi yang dilakukan tersebut bertujuan memberikan jaminan kepada masyarakat, agar pedagang menyediakan hewan kurban yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH).
"Oleh karena itu, kami juga melakukan pencegahan penyakit hewan menular pada hewan kurban sebelum disembelih," katanya.
Selain itu, lanjut dia, kegiatan itu sebagai sarana untuk memberikan penyuluhan kepada pedagang tentang syarat-syarat hewan kurban yang sesuai syariat Islam, memenuhi kaidah kesehatan dan kesejahteraan hewan, serta kesehatan masyarakat.
Beberapa waktu lalu, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan sudah melakukan pembinaan kepada para pedagang, namun masih ditemui hewan kurban yang menderita conjuctivitis (sakit mata) dan lecet atau luka.
"Ternak sakit yang ditemukan saat sidak tadi disarankan untuk tidak di jual terlebih dahulu dan diberi pengobatan dulu. Kemudian dipisahkan dari ternak yang lain untuk menghindari penularan," ujarnya.
Inspeksi mendadak hewan kurban dilakukan oleh petugas gabungandari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Kesehatan (Dinkes), Majelis ulama Indonesia (MUI), Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP), Dinas Perhubungan (Dishub), Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), Bagian Humas dan Protokol, dan Satpol PP. (*)