Batu (Antaranews Jatim) - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi ( SKK Migas) menganggarkan dana untuk tanggap bencana selama 2018 sebesar Rp9,5 miliar.
Spesialis Pratama Dukungan Bisnis SKK Migas, Yanin Kholison di Batu, Kamis malam, mengatakan anggaran dana tanggap darurat tersebut, sebagian akan dikucurkan untuk membantu korban gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Untuk bantuan gempa di Lombok ini kami alokasikan sebesar Rp1,89 miliar. Pada tahap pertama akan kami serahkan sebesar Rp290 juta. Namun, bantuan tersebut bukan berbentuk uang tunai, melainkan barang-barang yang menjadi kebutuhan mendesak korban gempa," kata Yanin di sela Lokakarya SKK Migas-Media-K3S di Batu, Jawa Timur.
Sedangkan bantuan tahap kedua, katanya, akan diserahkan sekitar satu atau dua pekan ke depan, yakni senilai Rp1,595 miliar. Bantuan tahap kedua itu juga dalam bentuk barang yang akan diserahkan di Posko terdekat dengan lokasi pengungsian.
"Kami bekerja sama dengan Kementerian ESDM dan BNPB, termasuk untuk pengadaan barang bantuan yang dibutuhkan korban, seperti bahan pangan, obat-obatan, selimut dan yang lainnya," ujarnya.
Hanya saja, lanjutnya, pihaknya mengupayakan agar bantuan yang dikucurkan untuk korban gmpa bumi tesrebut lebih besar, paling tidak 50 persen dari alokasi anggaran 2018 sebesar Rp9,5 miliar.
"Paling tidak separo dari Rp9,5 miliar karena sekarang inikan sudah pertengahan tahun. Kami akan upayakan itu," ucapnya.
Lebih lanjut, Yanin mengatakan jika SKK Migas diminta pemerintah utnuk terlibat dalam penanganan pasca-bencana, yakni pembangunan infrastruktur, pihaknya akan menggunakan anggaran tersebut.
Jika tidak, lanjutnya, dan tidak ada bencana, sisa anggaran yang masih ada akan direalokasi untuk kebutuhan lain ang juga mendesak.
Menyinggung dana tanggung jawab sosial (CSR) yang dikucurkan industri hulu migas wilayah kerja Jawa Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa) pada 2018 meningkat menjadi Rp100 miliar. Pada 2016 dana CSR industri hulu migas wilayah Jabanusa sekitar Rp70 miliar- hingga Rp80 miliar. Pada 2017 naik menjadi Rp80 miliar hingga Rp90 miliar.
Pada 2017, secara nasional dana CSR SKK Migas mencapai 20 juta hingga 30 juta dollar AS untuk 8.500 desa di kawasan perbatasan, kepulauan terluar, dan pedalaman. (*)