Banyuwangi (Antaranews Jatim) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo mengatakan saat ini sektr pertanian di perdesaan membutuhkan banyak sentuhan inovasi agar berdampak pada peningkatan kesejahteraan warga.
"Produk-produk desa, termasuk pertanian, jika dikelola dengan baik dengan pemberian nilai tambah dan pemasaran yang unik, akan berdampak positif pada kesejahteraan warga. Termasuk dengan kemasan wisata, ada paket wisata produk pertanian, homestay yang menyajikan produk pertanian desa, dan sebagainya. Apa yang dilakukan Banyuwangi patut diapresiasi," ujarnya di Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa.
Mendes PDT mengunjungi pergelaran "Banyuwangi Agro Expo 2018" yang merupakan ajang tahunan untuk memamerkan hasil usaha sektor pertanian yang memadukan antara inovasi agribisnis dan pariwisata.
"Satu lagi inovasi yang bagus dari Banyuwangi. Saya salut," kata Eko, mengapresiasi.
Ia mengatakan, pertanian menjadi tulang punggung ekonomi perdesaan. Dengan beragam inovasi pertanian dan pemasaran yang unik, seperti tersaji di "Banyuwangi Agro Expo", nilai produk pertanian diharapkan bisa meningkat. Dengan kemasan festival dan wisata, maka bisa menjadi agro-tourism untuk lebih meningkatkan ekonomi masyarakat di perdesaan.
Saat ini, kata Eko, pemerintah pusat terus bekerja dengan berbagai instrumen, seperti program Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades) untuk memajukan ekonomi masyarakat desa.
Ajang Banyuwangi Agro Expo sendiri, tahun ini bertema "Kampung Wong Tani" yang digelar 14-21 Juli di kawasan Jalan Brawijaya, Kota Banyuwangi. Jika biasanya ajang pertanian hanya memindahkan tanaman ke sebuah gedung, pameran di Banyuwangi ini digelar langsung di areal persawahan.
"Beberapa bulan ini, tim bekerja keras menanam beragam komoditas unggulan di tempat ini. Jadi kami bikin semacam laboratorium alam, sekaligus bagian dari edukasi ke publik tentang sektor pertanian," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Beragam jenis padi, sayuran, dan buah ditanam di areak itu. Terdapat jenis padi berdaun hitam dan beras organik Banyuwangi yang telah berhasil diekspor ke Eropa, Asia, dan Amerika Serikat.
Pameran itu juga menempilkan beragam buah eksotis khas Banyuwangi, mulai durian merah, nangka merah, dan semangka nonbiji berukuran mini yang didesain muat dimasukkan ke lemari es ukuran kecil.
Ada pula lima jenis melon, dua jenis mangga, lima varian jeruk, 12 varian jambu air, 11 jenis durian, dua varian buah naga, dan 25 varian pisang. Selain itu, ada 20 varian kopi Banyuwangi serta beragam produk olahan pertanian lainnya.
"Ini merupakan sebagian inovasi pertanian Banyuwangi. Kami juga baru saja menggelar 'Agribusiness Startup Competition' untuk mengajak anak-anak muda terjun ke bisnis pertanian," ujar Anas.
Di ajang Agro Expo itu juga dibuka konsultasi pertanian. Warga yang ingin belajar pengembangan jeruk, buah naga, ternak lele, tanam padi organik, dan sebagainya, bisa langsung bertanya kepada petugas yang telah disiapkan oleh panitia.
"Sekaligus langsung cari tahu prospek bisnisnya. Dari sana kami berharap makin banyak warga yang terjun ke usaha pertanian," kata Anas.(*)
Mendes PDTApresiasi Banyuwangi Agro Expo
Selasa, 17 Juli 2018 17:03 WIB
"Ini merupakan sebagian inovasi pertanian Banyuwangi. Kami juga baru saja menggelar 'Agribusiness Startup Competition' untuk mengajak anak-anak muda terjun ke bisnis pertanian.