Surabaya (Antaranews Jatim) - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM (Menkopolhukam) Wiranto meminta perguruan tinggi menjaga mahasiswanya dari pengaruh yang dapat mencederai generasi muda di era teknologi seperti saat ini.
"Yang lebih penting bagi elemen pendidikan tinggi adalah menjaga mahasiswa yang merupakan pemuda generasi masa depan dari pengaruh jahat. Pengaruh jahat itu bisa mencederai calon pemimpin masa depan," kata Wiranto saat menjadi pembicara di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABPPTSI), di Surabaya, Selasa.
Wiranto yang merupakan Ketua Dewan Kehormatan ABPPTS menjelaskan bahwa kesadaran berbangsa dan bernegara secara mandiri sudah dibangun sejak 1908.
Semangat bersatu oleh para pemuda untuk menyiapkan suatu negara kemudian semakin matang pada 1928 dan puncaknya pada 1945 dengan tekad kuat untuk membentuk NKRI.
"Semangat tersebut yang harus terus ditanamkan pada mahasiswa oleh para pendidik. Butuh cita-cita, mimpi, dan harapan untuk menguatkan kesadaran berbangsa dan bernegara," kata dia.
Dia meyakini bahwa pemerintahan di bawah kekuasaan siapapun sudah semestinya melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia.
"Tidak hanya itu tapi pemerintah juga harus mensejahterakan rakyat. Merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur," tuturnya.
Sama seperti dalam pemerintahan, pendidikan tinggi juga harus terus bergerak dan berubah namun tetap memiliki "road map" tujuan dengan prinsip-prinsip dasar yang tidak berubah.
"Meskipun metode untuk mencapai tujuan itu berubah, namun prinsip dasar jangan sampai berubah agar tetap memiliki identitas," kata Wiranto.
Selain itu, Wiranto meminta perguruan tinggi untuk meningkatkan relevansi dan kualitas sumber daya manusia (SDM) di era teknologi dan inovasi disrupsi agar bisa bersaing dalam ravolusi industri 4.0. (*)
Menkopolhukam Minta PT Jaga Mahasiswa dari Pengaruh Jahat
Selasa, 17 Juli 2018 16:50 WIB
Yang lebih penting bagi elemen pendidikan tinggi adalah menjaga mahasiswa yang merupakan pemuda generasi masa depan dari pengaruh jahat. Pengaruh jahat itu bisa mencederai calon pemimpin masa depan