Surabaya, (Antaranews Jatim) - Dua pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak dan Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur Soekarno adu program peningkatan pelayanan publik pada debat ketiga, Sabtu malam.
Pasangan Khofifah-Emil memaparkan program untuk mengakselerasi atau meningkatkan pelayanan publik yang dapat diakses seluruh warga di Jatim dan menjalankan sistem semasa menjabat sebagai Menteri Sosial RI, salah satunya dengan Sistem Layanan Rujukan Terpadu (SLRT).
"Keterjangkauannya bisa diakses hingga masyarakat kecil. Sistem itu juga bisa memberikan informasi bagi warga untuk mengakses layanan publik," ujar Khofifah di sela debat.
Sedangkan, pasangan Gus Ipul-Puti memaparkan pengalamannya mendorong reformasi birokrasi dan peningkatan pelayanan publik di Jatim selama menjadi Wakil Gubernur dua periode hingga membuahkan prestasi.
"Tapi tentu dengan berbagai prestasi itu, tetap masih ada hal yang perlu dibenahi. Ada kekurangan-kekurangan dan langsung kami benahi jika dipercaya rakyat, ucap Gus Ipul.
Ke depan, Gus Ipul menyampaikan konsep “Kolaborasa”, yakni konsep memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak untuk menciptakan pemerintahan yang melayani rakyat dengan rasa.
"Kolaborasi dengan rasa, membangun dengan hati. Kami akan lebih banyak mendengar, sabar dan selalu senang menerima masukan," katanya.
Sementara itu, suasana adu yel-yel terjadi di dalam maupun di luar arena debat ketiga atau yang terakhir digelar di Dyandra Convention Center Surabaya.
Sebelum dimulai tepat pukul 19.30 WIB, pendukung kedua pasangan dengan membawa bendera partai pengusung memadati sisi Jalan Basuki Rahmat Surabaya, bahkan memacetkan kondisi lalu lintas.
Para pendukung tidak bisa masuk ke lokasi debat karena KPU Jatim selaku penyelenggara hanya membatasi 100 orang simpatisan kedua pasangan calon memberikan dukungan secara langsung.
Pantauan di lokasi, beberapa pendukung pasangan Khofifah-Emil sempat dikeluarkan oleh petugas karena memaksa masuk di ruang VIP tanpa tiket berbentuk gelang.
Di dalam arena, suasana "panas" antarpendukung juga sempat terjadi, bahkan adu yel-yel bernada provokatif sama-sama dinyanyikan hingga membuat petugas beberapa kali mengancam untuk mengeluarkan dari arena.
Tema debat terakhir ini adalah Tata Kelola Pemerintahan dan Pelayanan Publik dengan menghadirkan empat panelis, yakni Biyanto asal Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Dian Fericha asal IAIN Tulungagung, Andy F Wijaya dari Universitas Brawijaya Malang dan Kris Nugroho dari Universitas Airlangga Surabaya.(*)