Surabaya (Antaranews Jatim) - Kepolisian Resor (Polres) Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, memburu pelaku pencurian sepeda motor yang selalu menyasar korban pengojek berbasis aplikasi dalam jaringan (daring).
"Kami melakukan penyelidikan kasus ini setelah dalam sepekan terakhir menerima laporan dari tiga orang yang mejadi korbannya," ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Ajun Komisaris Polisi Tinton Yudha Riambodo kepada wartawan di Surabaya, Sabtu.
Ketiga korban yang semuanya berprofesi sebagai pengojek daring itu melapor di hari yang berbeda-beda selama sepekan terakhir. Mereka langsung melapor ke Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya setelah sepeda motor yang menjadi sarana kerjanya dibawa kabur oleh pelaku yang menyaru sebagai penumpang.
Ketiga pengojek daring nahas tersebut adalah Dodik Prasetyo, usia 44 tahun, warga Jalan Dusun Sanggar, Desa Besuki, Panggul, Sidoarjo, Jawa Timur, Sugeng Riyanto (42), warga Desa Deyeng, Ringinrejo, Kediri, yang sehari-harinya tinggal di Waru, Sidoarjo, serta Sumarsono (44), warga Kendangsari, Surabaya.
Tinton menduga pelakunya adalah satu orang yang sama. "Karena modusnya sama, yaitu memesan ojek daring, lalu menegosiasi untuk membayar secara `offline` atau luar jaringan dengan alasan minta diantar ke banyak tempat yang saling berjauhan," ucapnya.
Dia mencontohkan, pelaku memesan ojek daring dari wilayah Sidoarjo. Kemudian menawarkan akan membayar Rp200 ribu untuk minta diantar ke banyak tempat tujuan di Kota Surabaya. Setelah tarif offline itu disetujui, maka korban mengantarkan ke berbagai tempat seperti yang diminta pelaku.
"Tujuan akhir selalu di wilayah Tanjung Perak Surabaya. Ketika akan membayar, pelaku berdalih uang di dompetnya tidak mencukupi. Saat itulah pelaku kemudian meminjam sepeda motor korban dengan berdalih untuk mengambil uang ke Anjungan Tunai Mandiri terdekat," katanya.
Korban baru menyadari penumpangnya adalah seorang penjahat setelah sepeda motornya tidak pernah kembali. Dikuatkan dengan nomor telepon seluler pelaku yang sempat tersimpan dari pemesanan awal yang kini sudah tidak aktif lagi.
"Kami sudah mengidentifikasi pelakunya dari rekaman CCTV di sejumlah tempat yang sempat disinggahi berdasarakan keterangan para korban. Kami sudah sebar personel untuk memburunya," ucap Tinton. (*)