Surabaya (Antaranews Jatim) - Anggota Komisi III DPR RI Adies Kadir meminta aparat kepolisian lebih waspada menyusul peristiswa peledakan bom di tiga gereja di Kota Surabaya pada Minggu pagi.
"Sebagai warga Surabaya, saya mengutuk keras. Jelas ini bertentangan dengan agama apapun.? Termasuk Islam sendiri,? tidak pernah mengajarkan kekerasan," kata Adies Kadir di sela kegiatan di Surabaya.
Atas kejadian ini,? politikus Partai Golkar ini melihat aparat?kepolisian maupun Badan Intelijen Negara (BIN) kecolongan. "Kenapa kecolongan,? ini mestinya? dapat diantisipasi dari awal," ujarnya.
Menurut dia, terorisme perlu di antisipasi dan harus?ada kerja kerja ekstra di antara semua pihak karena seketat apapun pengamanan atau penjagaan kenyataannya masih saja bisa terjadi.?
"Di zaman orba yang super ketat saja bisa kecolongan," kata Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI ini.?
Untuk Itu,? ia meminta badan intelijen? dan polri lebih waspada lagi dalam mengawasi segala? gerak-gerik simpul simpul terorisme.? "Saya yakin BIN maupun Polri mengetahui simpul-simpul teroris di Indonesia, seperti kejadian di Jawa Barat,? tadi pagi aparat bisa menangkap?segerombolan teroris," katanya.
Selain itu, Adies menilai perlu diperhatikan fenomena peledakan bom kali ini, dimana dugaan pelakunya adalah wanita beserta anaknya.? "Fenomena ini harus dicermati untuk lebih diantisipasi dan intropeksi. Kenapa hal ini sampai bisa terjadi di luar pantauan penegak hukum," ujarnya.
Meski demikian,? Adies masih percaya dengan upaya yang dilakukan pemerintah baik melalui BIN,? Polri dan TNI untuk bergerak cepat dan tanggap dalam menangani kasus ini.??Ia juga meminta aparat agar lebih waspada serta melakukan pengawasan lebih ketat pasca bom bunuh diri.?
"Kami akan mendukung sepenuhnya baik penambahan anggaran untuk difasiltasi oleh pemerintah, agar supaya kelengkapan aparat penegak hukum bisa lebih dioptimalkan dan bekerka lebih baik lagi," kata Wakil Sekjen DPP Partai Golkar.
Diketahui ada tiga gereja yang terkena ledakan bom yakni Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) di Jalan Ngagel, GKI Jalan Diponegoro dan GPPS Jalan Arjuna. Aksi teror peledakan bom tersebut menewaskan sekitar 13 orang dan 41 orang terluka. (*)