Banyuwangi (Antaranews Jatim) - Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut dua Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengunjungi sentra kakao dan menyapa petani kakao di Kabupaten Banyuwangi, Sabtu.
Di perkebunan kakao yang berlokasi di Doesoen Kakao, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi itu, Gus Ipul singgah di Kafe Rolas dan diskusi dengan para petani kakao di wilayah setempat.
"Banyuwangi adalah titik nol km untuk JLS dan penuntasan JLS menjadi skala prioritas kami dalam pembangunan. Ini adalah jalan lintas selatan yang harus segera selesai supaya kawasan selatan bisa mengejar ketertinggalan untuk kawasan lainnya," kata Gus Ipul.
Dari diskusi bersama salah satu tokoh di sentra kakao tersebut, terungkap bahwa bisnis di tempat itu khususnya pariwisata dan produksi kakao sebagai bahan baku cokelat pun meningkat.
Berwisata kuliner di tempat tersebut, wisatawan bisa menjajal menu makanan dan minuman yang serba terbuat dari cokelat, seperti pisang crispy topping cokelat, minuman cokelat panas, permen cokelat, dan masih banyak lagi.
Perkebunan Kendeng Lembu sendiri mampu memproduksi cokelat hingga 950 ton per tahun, dengan produktivitas 800 kilogram kakao per hektare.
Satu di antara kemudahan akses yang ditawarkan adalah dengan adanya akses Jalur Lintas Selatan (JLS) yang melintas di kawasan tersebut dan Doesoen Kakao menjadi kawasan nol kilometer JLS.
"Dengan adanya fakta tersebut, kami semakin antusias untuk membangun pusat-pusat ekonomi baru di jalur lintas selatan," tuturnya.
Isu kesenjangan memang menjadi salah satu fokus yang ingin diselesaikan oleh pasangan Saifullah Yusuf dan Puti Guntur Soekarno dengan slogan "Kabeh Sedulur, Kabeh Makmur," dalam mewujudkan pemerataan pembangunan di Jawa Timur.
"Dalam konsep membangun Jatim selatan, kami menyiapkan program tebar jala yang merupakan kepanjangan dari pusat ekonomi jalur selatan dengan menghadirkan pusat-pusat ekonomi baru di jalur selatan, mulai dari kawasan industri, pertanian, hingga usaha pendampingan," katanya.
Gus Ipul membuat istilah agropolitan, yakni kota pertanian yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis serta mampu melayani, mendorong, dan menarik, serta kawasan minapolitan atau pengembangan kawasan ekonomi berbasis perikanan budi daya terintegrasi.
"Nantinya akan ada kawasan agropolitan atau minapolitan. Mulai dari Banyuwangi sampai dengan Pacitan bisa ada pusat-pusat ekonomi baru," kata Wakil Gubernur Jawa Timur yang sedang cuti itu.
Berdasarkan data penerimaan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur tahun 2017, kawasan selatan yang terdiri dari beberapa kabupaten hanya menyumbang kurang dari sepuluh persen dan hal itu tertinggal jauh dari wilayah Surabaya dan sekitarnya yang mencapai lebih dari 50 persen.