Surabaya (Antaranews Jatim) - Dewan Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan Bangsa Kota Surabaya saat ini mengalami kekosongan jabatan ketua umum menyusul berakhirnya masa jabatan ketua sebelumnya Syamsul Arifin pada 22 Maret 2018.
Wakil Ketua DPC PKB Surabaya Satuham, di Surabaya, Jumat, mengatakan hingga saat ini belum ada tanda-tanda atau kejelasan kapan akan digelar Musyawarah Cabang (Muscab) PKB Surabaya untuk memilih ketua baru.
"Ini tentu menjadi kekhawatiran sejumlah pihak karena bisa berpengaruh pada Pemilu 2019," katanya.
Menurut dia, Syamsul Arifin sebelumnya telah mengajukan Muscab PKB Surabaya bisa digelar sebelum masa jabatannya berakhir. Namun saat ini belum ada jawaban atas usulan muscab tersebut.
Selain itu, lanjut dia, kekosongan jabatan ini menjadi kekhawatiran tersendiri bagi Lembagan Pemenangan Pemilu (LPP) DPC PKB Surabaya yang tidak bisa bergerak tanpa adanya pimpinan cabang.
Bahkan, lanjut dia, jika Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB tidak kunjung menunjuk ataupun menggelar muscab, maka dikhawatirkan akan berdampak pada bursa Pilkada Jatim 2018 yang akan berlangsung pada Juni 2018.
Begitu juga dengan 31 Dewan Pimpinan Anak Cabang (DPAC) PKB se-Surabaya yang memiliki jutaan suara untuk persiapan pemilu mendatang, juga tidak bisa melakukan kegiatan apapun untuk mengumpulkan suara lantaran tidak adanya ketua cabang.
"Ketua cabang ini penting pemimpin untuk memimpin setiap rapat di internal cabang dan anak cabang," katanya.
Sementara itu, mantan Ketua DPAC Kenjeran Nurcholis Saleh sebelumnya memperkirakan tidak ada pemilihan ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Surabaya melalui Musyawarah Cabang (Muscab).
Hal ini karena terkendala matinya SK kepengurusan semua PAC se-Surabaya .
Dengan masa berlaku yang sudah habis maka secara otomatis PAC-PAC yang menjadi penentu pemilihan ketua DPC PKB Surabaya tidak bisa memilih.
Sehingga, lanjut dia, dengan kondisi tersebut kemungkinan besar penentuan ketua DPC PKB Surabaya yang baru harus melalui mekanisme seperti periode sebelumnya yakni penunjukan langsung.
Penunjukan langsung ini menjadi satu satunya cara untuk memilih figur baru pemimpin PKB Surabaya karena dimungkinakan sudah tidak mungkin lagi dilakukan Muscab.
"Kita realistis saja karena saat ini banyak agenda penting di depan mata. Pilkada Jatim, Pileg dan Pilpres 2019 sudah di depan pintu. Terus terang kami bingung untuk melakukan komunikasi terkait banyaknya agenda penting," ujarnya. (*)