Madiun (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun mengklaim hasil panen tanaman pada musim hujan awal tahun 2018 kali ini tergolong baik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang rusak akibat serangan hama dan bencana banjir.
"Kondisi tanaman pada musim penghujan (MP) tahun 2017-2018 ini termasuk tanaman yang sempurna. Artinya, tidak ada serangan hama dan penyakit yang signifikan. Kalaupun ada, hanya ringan dan bisa diatasi," ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Madiun M Nadjib di Madiun, Jawa Timur, Kamis.
Menurut dia, rata-rata petani Kabupaten Madiun pada musim panen kali ini bisa menghasilkan 6,5 ton gabah kering panen (GKP) per hektarenya. Jumlah tersebut relatif normal.
Pihaknya juga menilai bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Madiun tidak signigfikan mempengaruhi hasil panen. Adapun daerah setempat yang terdampak banjir di antaranya Kecamatan Balerejo dan Nglames.
"Kalau banjirnya hanya air lewat, maka dipastikan tanaman padi mampu bertahan. Namun, jika kondisi tanaman padi roboh dan terendam air selama dua hingga tiga hari, baru tanaman dapat digolongkan rusak," tuturnya.
Ia menjelaskan, sejak awal bulan Maret wilayah Kabupaten Madiun sudah memasuki masa panen. Dimulai dari daerah Pilangkenceng dan terus meluas.
Dipastikan, pada pertengahan hingga akhir bulan Maret mendatang, semua wilayah di Kabupaten Madiun telah memasuki masa panen raya.
Selain melakukan pemantauan akan hasil panen, pihak Dinas Pertanian juga intensif memantau harga gabah dan beras di tingkat petani. Terkait turunnya harga gabah, pihaknya menilai hal tersebut wajar terjadi saat musim panen karena stok gabah dan beras melimpah.
"Harga tinggi yang terjadi pada awal panen tidak akan bertahan lama. Sebab, semakin lama, semakin banyak petani yang panen, maka harga akan semakin turun. Apalagi kalau hujan, harga akan semakin turun," ucapnya.
Nadjib berharap, dari hasil panen yang ada, petani bersedia menjual sebagian gabahnya ke Bulog untuk menjunjang stok pangan nasional.
Pihaknya menegaskan selain untuk mendukung stok pangan nasional, penjualan gabah ke Bulog juga bertujuan untuk menjaga harga gabah dan beras di pasaran tetap stabil. Dengan stok pangan di gudang Bulog yang terjaga, maka akan meminimalisir upaya pemerintah pusat untuk mengimpor beras.
Sementara, luas lahan sawah di Kabupaten Madiun pada musim penghujan awal tahun ini mencapai 33 ribu hektare yang tersebar di 15 kecamatan yang ada di wilayah setempat. (*)
