Jember (Antara Jatim) - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf melakukan silaturahim bersama para alumni Ikatan Santri dan Alumni Salafiyah Syafi'iyah (IKSASS) yang berada di Kabupaten Jember di salah satu rumah makan di wilayah itu, Jumat.
"Saya bersyukur sekaligus bahagia mendapat kesempatan untuk melakukan silaturahim dengan para alumni IKSASS. Semoga melalui kegiatan itu bisa semakin istiqomah dalam berperilaku sesuai perintah Allah SWT, Rasul, serta manut ajaran kiai," kata Wagub Jatim yang akrab disapa Gus Ipul itu.
Dalam sambutannya, Gus Ipul mengingatkan bahwa sebenarnya tidak ada perbedaan antara pondok pesantren besar atau pondok pesantren kecil karena semua pondok besar juga berawal dari kecil, dan banyak alumni pondok besar yang saat ini mendirikan pondok-pondok kecil. Oleh sebab itu, semua pondok sebenarnya saling terhubung satu sama lain baik secara keilmuan maupun nasabnya.
"Selama ini tidak semua pondok bisa kami datangi satu persatu karena jumlahnya sangat banyak di Jatim, namun kami berusaha menyapa pondok-pondok kecil itu lewat program pemerintah," tuturnya.
Ia menambahkan, dalam rangka mengurangi kemaksiatan salah satu langkah konkrit yang dibuat sejak kepemimpinannya bersama Gubernur Jatim Soekarwo yakni telah berhasil menutup 47 lokalisasi yang ada di Jatim.
"Termasuk lokalisasi terbesar di Asia Tenggara yang ada di Surabaya yakni Dolly dan penutupan lokalisasi itu juga untuk mendatangkan pertolongan dari Allah SWT. Penutupan lokalisasi itu tidaklah mudah karena kami harus terus melakukan negosiasi dan koordinasi dengan semua kabupaten/kota. Selain itu, kami juga terus melibatkan para ulama dan kiai, utamanya kiai NU dalam menyukseskan program tersebut," katanya.
Selain mengurangi kemaksiatan, lanjut dia, penguatan aqidah dan agama sangat diperlukan untuk menciptakan SDM yang berkualitas dan unggul, sehingga Pemprov Jatim selama hampir 10 tahun terakhir memberikan perhatian lebih pada madrasah diniyah.
"Dana yang telah diberikan untuk pengembangan madrasah diniyah yang ada di Jatim hampir mencapai Rp400 miliar dan keberadaan madrasah diniyah itu harus dipertahankan sampai kapanpun untuk ikut berperan menanamkan rasa cinta Allah SWT pada generasi penerus perjuangan bangsa," katanya.
Ia juga menceritakan saat dilantik menjadi Wagub Jatim mendapat pesan dari kiai, agar tidak menyalahgunakan wewenang dan hal itu penting dilakukan karena uang yang dikelola tidak besar dan wewenangnya sudah dibagi-bagi.
"Selain itu, untuk memaksimalkan teknologi, kami juga bekerjasama dengan berbagai perguruan tinggi," ujarnya.
Gus Ipul mengingatkan kepada seluruh umat Islam khususnya warga NU, agar selalu mengedepankan rasa cinta tanah air dan dulu para kiai NU menciptakan Nahdlatul Waton dengan tujuan untuk berada di garis terdepan jika ada yang mengancam keselamatan NKRI.
"Seperti contoh kasus yang terjadi pada suku Rohingya yang harus pergi dari negaranya dan mengungsi ke beberapa negara lain. Kita patut bersyukur berada di Indonesia karena kedamaian dan kenyamanan dalam beribadah dijamin oleh negara, sehingga memperjuangkan NKRI merupakan hal wajib bagi kita semua," katanya, menambahkan.(*)