"Bantuan yang kami serahkan hari ini, merupakan hasil penggalangan yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Pecinta Alama (Himapala) Universitas Madura (Unira) Pamekasan, serta sumbangan dari pihak-pihak lain yang halal dan tidak mengikat," kata Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Pamekasan Budi Cahyono per telepon, Kamis sore.
Budi menjelaskan, bantuan untuk korban banjir dan tanah longsor di Pacitan, Jawa Timur itu berupa sejumlah uang, pakaian bekas layak pakai, selimut dan mie instan.
BPBD datang langsung menyalurkan bantuan itu, bersama perwakilan mahasiswa Himapala Unira.
"Kami berangkat dari Pamekasan tadi malam, dan saat ini telah tiba di Pacitan," ujarnya, menjelaskan.
Berdasarkan cacatan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, jumlah pengungsi akibat banjir dan tanah longsor di Kabupaten Pacitan berjumlah 1.897 orang yang tersebar di delapan titik.
Seluruh pengungsi masing-masing berada di Gedung Karya Darma 497 orang, Masjid Sirnoboyo 51 orang, gedung Muhammadiyah MDMC 51 orang dan Balai Desa Sumberharjo 32 orang.
Berikutnya di Balai Desa Bangunsar 16 orang, Balai Desa Cangkring 32 orang, MI Al Huda 150 orang serta Balai Desa Sidomulyo 1.050 orang.
Data lainnya, kata dia, dari kerusakan fisik yang ditimbulkan akibat bencana banjir dan longsor di Pacitan ini meliputi 1.709 unit rumah rusak.
Rinciannya, yakni di Kecamatan Kebonagung 1.225 unit, Kecamatan Ngadirojo sembilan unit, Kecamatan Pacitan 160 unit, Kecamatan Nawangan 148 unit serta kecamatan Arjosari 167 unit.
Terdapat juga 17 unit fasilitas pendidikan yang rusak dan bangunan lain. Pendataan masih terus dilakukan karena belum semua lokasi dapat dijangkau. Bupati Pacitan Indartato telah mengeluarkan masa tanggal darurat selama tujuh hari sejak 28 November hingga 4 Desember 2017.
Sementara itu, upaya pemulihan Pacitan saat ini juga sudah ditunjuk komandan Kodim Pacitan sebagai pengendali utama sehingga normalisasi bisa segera terwujud.
Dari catatan yang ada, terdapat 1.174 personel gabungan dari TNI, Polri, Tagana, PMI, BPBD, Tim SAR dan tim relawan diturunkan, bahkan siaga 24 jam.
BPBD Jatim saat ini juga telah menyalurkan bantuan selimut, sarung, paket sandang, peralatan kesehatan, seragam sekolah, lampu darurat, jerigen lipat, serta perahu karet tujuh unit.
Begitu juga Dinas Sosial Jatim memberikan bantuan lauk pauk dan matras, Dinas Kesehatan Jatim membantu perahu karet, makanan penambah air susu ibu, makanan untuk anak-anak, polybag, kaporit hingga paket obat-obatan, kemudian Dinas PU membantu alat berat.
Sementara itu, jumlah korban meninggal dunia dan hilang akibat musibah bencana alam itu bertambah, dari sebelumnya 13 orang menjadi 20 orang.
Dari jumlah itu, 15 orang di antaranya merupakan korban tanah longsor dan lima sisanya korban banjir bandang yang tersebar di sejumlah titik lokasi.
Dari enam korban yang masih hilang itu, dua di antaranya merupakan pasangan suami-istri atas nama Sarton dan Sipon di Dusun Gemah, Desa Ketro, Kecamatan Pacitan.
Sementara empat lainnya berstatus "assesment" atau penjajagan medan lokasi longsor tersebut. (*)