Pacitan (Antara Jatim) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menjanjikan bantuan
penuh untuk pembangunan unit baru sekolah berikut pengganti fasilitas
dan aset yang rusak terendam banjir maupun tertimbun longsor di
Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Komitmen itu eksplisit disampaikan Mendikbud Muhadjir di Pacitan,
Jumat, usai meninjau dua SMPN 1 Arjosari dan SMPN 2 Pringkuku yang
mengalami dampak parah banjir dan longsor di daerah setempat.
"Jadi untuk bangunannya nanti tanggung jawab Kemendikbud sementara
untuk lahan menjadi wewenang pemerintah daerah," kata Mendikbud Muhadjir
Effendy saat meninjau SMPN 2 Pringkuku di Desa Glinggangan, Kecamatan
Pringkuku.
Namun, Muhadjir tak serta merta merekomendasikan relokasi dan pembangunan gedung sekolah baru untuk SMPN 2 Pringkuku.
Kendati telah melihat langsung kondisi retakan serta tingkat
kerusakan setelah terjadi pergerakan tanah bersamaan peristiwa bencana
banjir bandang dan tanah longsor, Selasa (28/11) itu, Muhadjir tetap
menyarankan pemerintah daerah untuk melakukan kajian geologis.
Caranya, kata dia, Pemkab Pacitan bisa mengundang ahli geologi dari Yogyakarta, seperti UMY ataupun dari Malang.
"Itu nanti kalau yang mengundang Pak Bupati pasti maulah bantu ya.
Supaya ada kajian ilmiah untuk mengetahui apakah struktur tanah di lahan
sekolah ini masih bisa digunakan atau tidak. Misal ada aliran bawah
tanah apakah bisa dibuatkan saluran sehingga bangunan di atasnya tidak
harus dibongkar," ujarnya.
Jika memang tidak memungkinkan, Muhadjir memastikan Kemendikbud
siap mengucurkan anggaran besar guna pembangunan unit sekolah baru di
lahan yang disediakan pemerintah daerah.
Terkait dengan sekolah-sekolah lain yang juga mengalami kerusakan
secara bervariasi, Muhadjir tidak otomatis menjanjikan penggantian unit
sekolah baru.
Ia menegaskan kesiapan dan komitmen di tingkat Kemendikbud dalam
membantu pemulihan sarana dan prasarana pendidikan di Pacitan
pascabencana, namun tidak disebut alokasi anggaran yang disediakan.
"Pokoknya disiapkan (dana, red.) secukupnya," ucapnya tanpa merinci besaran dana yang disediakan.
Padahal, pascabanjir dan tanah longsor melanda Kabupaten Pacitan,
tercatat 89 sekolah dilaporkan rusak. Dari jumlah itu, 68 di antaranya
dinyatakan rusak berat dan sisanya 11 rusak sedang.
Menurut Muhadjir, SMPN 2 Pringkuku dinyatakan paling parah dan harus dibangun ulang.
Adapun sekolah lain yang sebagian besar asetnya masih dapat diselamatkan, pemerintah akan membantu memulihkan.
Pihak sekolah menyebut tanda-tanda gerakan tanah di bawah bangunan yang berdiri pada 1997 itu sudah terjadi sejak lama.
Upaya menahan rekahan juga sudah dilakukan, baik dengan memasang fondasi cakar ayam maupun penyangga.
Namun, langkah itu tak membuahkan hasil. Dampaknya dari total 12 lokal, 10 di antaranya tak layak pakai.
Untuk kegiatan belajar mengajar, kata pimpinan sekolah itu,
Widiastuti, SMPN 2 Pringkuku telah bekerja sama dengan SD terdekat
secara bergantian.
Sejak pagi hingga siang, kelas yang ada digunakan untuk siswa dari
dua SD yang digabung sementara dengan alasan salah satu unit SD juga
longsor.
Giliran belajar mengajar siswa SMP berlangsung siang hingga sore
hari. Terkait dengan kegiatan Ujian Akhir Sekolah (UAS), peserta
terpaksa dititipkan di rumah warga. (*)
Terdampak Longsor Pacitan, Mendikbud Siapkan Gedung Sekolah Baru
Jumat, 8 Desember 2017 17:09 WIB
![Terdampak Longsor Pacitan, Mendikbud Siapkan Gedung Sekolah Baru](https://cdn.antaranews.com/cache/1200x800/2017/12/20171208Mendikbud_Tinjau_Sekolah_Terdampak_Bencana-Pacitan--081217-Ds-5-jatim.jpg)
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (kiri) meninjau pelaksanaan ujian akhir semester (UAS) yang menggunakan kelas darurat dampak bencana di SMPN 2 Pringkuku, Pacitan, Jawa Timur, Jumat (8/12). (Destyan Sujarwoko)
Jika memang tidak memungkinkan, Muhadjir memastikan Kemendikbud siap mengucurkan anggaran besar guna pembangunan unit sekolah baru, di lahan yang disediakan pemerintah daerah