Surabaya (Antara Jatim) - Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya mengungkap kasus pencurian dengan cara gendam atau hipnotis yang sekali beraksi bisa membawa lari barang-barang berharga dari rumah korbannya senilai Rp4 miliar.
"Dari hasil penyelidikan, akhirnya kami bekuk tersangka berinisial SA di rumahnya, Jalan Peuteuy Condong, Kecamatan Cibeber, Cianjur, Jawa Barat," ujar Kepala Polrestabes Surabaya Komisaris Besar Polisi Rudi Setiawan dalam jumpa pers di Surabaya, Selasa.
Dia mengatakan, pemuda berusia 29 tahun itu salah satunya beraksi di Perumahan Galaxy Bumi Permai Surabaya sekitar sepekan yang lalu.
"Tersangka memang selalu beroperasi dengan berpindah-pindah kota. Di Surabaya, dia menyewa rumah, lalu menyewa mobil untuk sarana operasionalnya. Sasarannya adalah rumah-rumah mewah," katanya.
Saat beraksi di Perumahan Galaxy Bumi Permai, SA menyasar dua orang pembantu yang terlihat baru pulang dari pasar. Awalnya pura-pura tanya alamat. Lalu kedua pembantu ini diajak masuk ke dalam mobil yang telah disewa tersangka.
"Setelah tanya alamat, SA mengaku bisa menyembuhkan penyakit dan menyelesaikan berbagai masalah. Mungkin dua pembantu ini kebetulan sedang punya masalah, sehingga mau saja ketika diajak masuk ke alam mobil," ucap Rudi.
Di dalam mobil itulah kedua pembantu tersebut dihipnotis. Lalu dua pembantu ini diminta masuk ke rumah majikannya untuk menguras barang-barang berharga dengan merusak lemari yang terkunci.
"Jadi tersangka SA sama sekali tidak masuk ke rumah korbannya, yang mengambil barang-barang berharga adalah dua orang pembantu yang telah dihipnotisnya. Lalu barang-barang berharga yang didapat oleh kedua pembantu ini diantar ke tersangka yang menunggu di dekat pos satpam," ujarnya.
Pencurian di satu tempat kejadian perkara Perumahan Galaxy Bumi Permai itu merugikan korban pemilik rumah senilai Rp4 miliar.
Polisi mengungkap tersangka SA telah menjalankan pencurian dengan modus serupa sejak tahun 2009. Setiap beraksi selalu ditemani oleh seorang lainnya yang selalu berbeda-beda, yang berperan sebagai sopirnya.
"Kalau menurut pengakuannya, di Surabaya baru beraksi sebanyak dua kali, tapi masih akan kami kembangkan lagi. Termasuk kami masih memburu orang-orang yang bekerja bersamanya," ucap Rudi. (*)