Surabaya (Antara Jatim) - Komisi B Bidang Perekonomian DPRD Kota Surabaya mengaku prihatin dengan kondisi dan masa depan sejumlah usaha kecil Menengah (UMKM) khususnya centra kuliner yang dinilai sepi pengunjung.
Anggota Komisi B DPRD Surabaya Achmad Zakariya, di Surabaya, Selasa, mengatakan sudah menjadi kewajiban Pemkot Surabaya melalui Dinas Koperasi untuk menjadikan sentra kuliner di seluruh Kota Surabaya tetap menjadi jujugan penganjung.
"Caranya ya harus menciptakan berbagai inovasi, agar sentra kuliner banyak dikunjungi warga," katanya.
Menurut dia, salah satu cara mengetahui sepi dan tidaknya sentra kuliner di Surabaya yakni dengan cara mengeceknya di internet melalui mesin pencari Google.
"Kalau klik makanan dan minuman di Google, maka yang muncul adalah restaurant, bukan sentra kuliner," katanya.
Komisi B, lanjut dia, telah menyampaikan dorongan tersebut kepada tiga Saruan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yakni Dinas Koperasi, Dinas Perdagangan dan Dinas Pertanian pada saat pembahasan APBD Surabaya 2018 beberapa hari lalu.
"Kami mendorong Dinas Koperasi, Dinas perdagangan dan Dispertanian untuk memberikan pelatihan soal pengenalan e-commerce kepada UKM binaannya, selanjutnya terserah mereka, mau menggunakan aplikasi yang mana," katanya.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga berpendapat jika pelatihan soal branding, packing dan sebagainya memang tetap diperlukan, namun penjualan barang yang dijual tetap menjadi hal yang paling penting.
"Jenis makanan dan minuman di sentra kuliner itu sudah tidak perlu lagi branding dan packing, tapi yang dibutuhkan bagaimana caranya bisa laku jual," katanya.
Untuk itu, lanjut dia, Komisi B DPRD Surabaya mendesak kepada dinas terkait di lingkungan Pemkot Surabaya untuk mengajukan anggaran pelatihan yang berkaitan dengan e-commerce bagi sentra kuliner di Surabaya. (*)